Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS menyatakan bahwa harga minyak goreng tidak memberikan andil signifikan terhadap inflasi Januari 2022. Upaya penurunan harga berhasil menekan inflasi komoditas tersebut.
Ketua BPS Margo Yuwono menjelaskan bahwa komoditas minyak goreng memberikan andil 0,01 persen terhadap inflasi bulan lalu. BPS mencatat bahwa infasi Januari 2022 berada di angka 0,56 persen (month-to-month/mtm) atau 2,18 persen (year-on-year/yoy).
Dia menjelaskan bahwa harga minyak goreng memang sempat melambung tinggi, tetapi akhirnya tidak berkontribusi besar terhadap inflasi Januari 2022. Catatan andil yang tinggi memang ditemukan pada Desember 2021.
Baca Juga
"Andilnya [komoditas minyak goreng] tidak sebesar pada bulan-bulan sebelumnya, pada Desember 2021 andilnya 0,08 persen. Januari 2022 jauh lebih berkurang dibandingkan Desember andilnya," ujar Margo dalam konferensi pers, Rabu (2/2/2022).
Menurutnya, upaya menekan harga minyak goreng ke kisaran Rp14.000 pada awal tahun ini relatif sudah berjalan. Lain halnya, harga minya goreng yang sempat membumbung tinggi pada akhir tahun lalu masih memengaruhi inflasi Desember 2021.
"Harga naik memberikan andil terhadap inflasi. Begitu pemerintah mulai melakukan kebijakan, lambat laun pengaruhnya semakin sedikit. Artinya di pasar sudah banyak yang menggunakan harga acuan pemerintah," ujar Margo.