Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah ancaman Covid-19 galur Omicron, pengusaha sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) tetap optimistis dapat mempertahankan produktivitas, berkaca pada penanganan gelombang pandemi sebelumnya.
Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan aliran investasi akan tetap tinggi sepanjang tahun ini ditandai maraknya pembangunan fasilitas produksi baru pada bulan lalu.
Investasi di industri tekstil sepanjang tahun ini diperkirakan minimal US$400 juta atau sekitar Rp5,75 triliun. "Kami masih percaya pemerintah pada beberapa kali puncak pandemi, ada upaya-upaya balancing antara kesehatan dan pandemi. Kami harap Omicron ini, pemerintah bisa mengatasinya dengan hal yang sama," kata Redma kepada Bisnis, Rabu (2/2/2022).
Dia melanjutkan, tingkat vaksinasi di antara pekerja sektor TPT sudah cukup tinggi dan kini didorong untuk penyuntikkan dosis booster. Selain itu, protokol kesehatan juga tetap diterapkan baik di dalam maupun di luar fasilitas produksi.
Menurutnya, berbekal pengalaman penanganan pandemi gelombang sebelumnya, pelaku industri sudah memiliki upaya antisipasi yang cukup.
Terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie mengatakan ada perubahan pola bisnis di industri alas kaki selama masa pandemi. Jika sebelumnya pembayaran pesanan dilakukan secara bertahap oleh pemilik merek, kini pelunasan dilakukan di depan ketika order dikirimkan.
Baca Juga
Pola bisnis ini memberi kepastian bagi pelaku usaha, terutama di saat ketidakpastian akibat pandemi masih cukup tinggi. Di sisi lain, permintaan ekspor juga terus menguat, terindikasi dari sejumlah pabrikan yang mulai menambah kapasitas produksi pada tahun ini.
Jika pandemi tetap terkendali dengan penanganan yang terukur sehingga tidak terjadi pembatasan ketat, produktivitas industri esensial bisa tetap terjaga.
"Kami optimistis bisa tumbuh dengan beberapa indikator seperti pabrik-pabrik menambah kapasitas, menambah investasi, perluasan pabrik, kami masih bisa tumbuh di pasar ekspor," ujarnya.