Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HPE Produk Tambang Naik, Eksportir: Biaya Operasional Melonjak

Eksportir menilai biaya operasional akan ikut melonjak usai HPE produk tambang naik.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia Hendra Sinadia mengatakan kenaikan harga patokan ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan Bea Keluar (BK) bakal ikut mendongkrak biaya operasional eksportir pada tahun ini.

“Sementara tarif-tarif pajak di luar bea keluar juga naik dengan adanya Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan [UU HPP], ini akan menambah beban biaya eksportir ya,” kata Hendra melalui sambungan telepon, Selasa (1/2/2022).

Apalagi, Hendra menambahkan, pungutan pajak untuk eksportir bakal melebar lewat instrumen kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN), pajak karbon serta kenaikan tarif royalti yang efektif berlaku pada tahun ini.

“Pasti akan ada kenaikan beban biaya ini, artinya beban operasional juga akan naik itu yang paling sederhana kalau ada kenaikan tarif pajak atau bea keluar,” kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyesuaikan kembali harga patokan ekspor (HPE) produk pertambangan yang dikenakan Bea Keluar (BK) untuk periode Februari 2022. Langkah itu diambil setelah sebagian besar produk pertambangan menunjukkan kenaikan harga yang signifikan pada Januari 2022.

Adapun ketentuan itu ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 4/2022 pada Selasa (25/1/2022).

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan kenaikan harga itu disebabkan karena meningkatnya permintaan produk tambang itu dari pasar domestik hingga luar negeri.

Wisnu menambahkan komoditas yang mengalami kenaikan harga itu di antaranya konsentrat tembaga, konsentrat besi, konsentrat besi laterit, konsentrat timbal, konsentrat seng, konsentrat pasir besi, dan bauksit yang telah dilakukan pencucian mengalami kenaikan yang signifikan sebulan terakhir.

“Pada periode sebelumnya, komoditas tersebut mengalami penurunan harga. Hal tersebut karena adanya peningkatan permintaan dunia. Sementara, komoditas konsentrat mangan, konsentrat ilmenit, dan konsentrat rutil masih terus mengalami kenaikan harga. Sedangkan untuk pellet konsentrat pasir besi masih tetap tidak mengalami perubahan,” kata Wisnu melalui siaran pers, Selasa (1/2/2022).

Produk pertambangan yang mengalami kenaikan harga rata-rata pada periode Februari 2022 adalah konsentrat tembaga (Cu ≥ 15 persen) dengan harga rata-rata sebesar US$3.430,24/WE atau naik sebesar 1 persen; konsentrat besi (hematit, magnetit) (Fe ≥ 62 persen dan ≤ 1 persen TiO2) dengan harga rata-rata sebesar US$107,20/WE atau naik sebesar 23,16 persen; konsentrat besi laterit (gutit, hematit, magnetit) dengan kadar (Fe ≥ 50 persen dan (Al2O3 + SiO2) ≥ 10 persen) dengan harga rata-rata sebesar US$54,78/WE atau naik sebesar 23,16 persen.

Selanjutnya, konsentrat mangan (Mn ≥ 49 persen) dengan harga rata-rata sebesar US$221,68/WE atau naik sebesar 0,85 persen; konsentrat timbal (Pb ≥ 56 persen) dengan harga rata- rata sebesar US$975,07/WE atau naik sebesar 1,37 persen; konsentrat seng (Zn ≥ 51 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 1.038,92/WE atau naik sebesar 6,71 persen; konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe ≥ 56 persen) dengan harga rata-rata sebesar US$64,01/WE atau naik sebesar 23,16 persen.

Selain itu, konsentrat ilmenit (TiO2 ≥ 45 persen) dengan harga rata-rata sebesar US$482,11/WE atau naik sebesar 1,28 persen; konsentrat rutil (TiO2 ≥ 90 persen) dengan harga rata-rata sebesar US$1.474,80/WE atau naik sebesar 2,40 persen dan bauksit yang telah dilakukan pencucian (washed bauxite) (Al2O3 ≥ 42 persen) dengan harga rata-rata sebesar USD 38,93/WE atau naik sebesar 8,92 persen. Sementara itu pellet konsentrat pasir besi (lamela magnetit-ilmenit) (Fe ≥ 54 persen) dengan harga rata-rata US$117,98/WE tidak mengalami perubahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper