Bisnis.com, JAKARTA – Setelah sempat menjadi ‘crazy rich', warga Tuban kini dikabarkan mengalami kebangkrutan karena dana hasil ganti untung pembebasan lahan yang akan digunakan untuk proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban telah habis.
Pada Februari 2021, jagat media sosial diramaikan dengan viralnya video warga di desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, kedatangan barisan mobil baru yang diantarkan ke rumah-rumah warga.
Mobil tersebut merupakan milik warga yang baru saja mendapatkan dana ganti rugi pembebasan lahan.
Namun, hampir setahun berselang, warga Desa Wadung dan Sumurgeneng kini mengaku telah mengalami kebangkrutan, dan tengah susah mencari pekerjaan karena dana ganti rugi lahan tersebut telah habis. Mereka juga mengaku tak lagi memiliki sawah yang dulu menjadi sumber mata pencarian masyarakat.
Sebanyak 15 mobil yang dibeli masyarakat dulu pun dikabarkan mengalami kerusakan, karena rata-rata warga belum memiliki kemampuan untuk mengemudikannya.
Corporate Affairs PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia Yuli Wahyu Witantra mengatakan bahwa pada 2020 pihaknya telah menyelenggarakan pelatihan manajemen keuangan kepada para penerima ganti untung pembebasan lahan proyek Kilang Tuban.
Baca Juga
Pelatihan dilakukan kepada 10 kelompok dengan total peserta sebanyak 325 orang. Para peserta tersebut telah dipastikan sebagai warga yang setuju untuk mendapatkan ganti untung atas lahannya.
“Fokus kepada pelatihan manajemen pengelolaan uang dan investasi. Materi disampaikan oleh akademisi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (27/1/2022).
Saat ini, para warga yang berada di Ring 1 Kilang Tuban tengah menuntut lapangan pekerjaan yang sebelumnya dijanjikan dalam proyek itu. Setidaknya terdapat 100 warga yang melakukan aksi unjuk rasa menuntut Pertamina agar memenuhi janji tersebut.
Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia Kadek Ambara Jaya menjelaskan, pihaknya berkomitmen untuk proaktif melibatkan tenaga lokal dalam proses pembangunan Kilang GRR Tuban.
Sampai dengan proses pembersihan lahan tahap ketiga yang diselesaikan pada 2021 lalu, Kilang Tuban telah melibatkan lebih dari 300 pekerja, dan 98 persen di antaranya adalah warga lokal sekitar proyek.
Pelaksanaan pekerjaan pembersihan lahan tahap pertama hingga ketiga pun telah melibatkan lebih dari 600 warga sekitar proyek.
“PRPP dan Pertamina Project GRR berkomitmen merekrut pekerja yang memenuhi persyaratan dan memenuhi kompetensi yang diperlukan, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Kadek dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (27/1/2022).
Untuk memastikan implementasi rekrutmen tenaga kerja dengan baik dan transparan, proses rekrutmen pada 2022 didukung oleh PT Pertamina Training & Consulting (PTC).
Penunjukkan PTC didasari agar proses rekrutmen dapat dilakukan secara transparan, independen, dan bebas dari intervensi.
Selain itu, PTC dinilai telah memiliki reputasi dan keunggulan teknis dalam melaksanakan perekrutan tenaga kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
Kadek menambahkan bahwa setiap tahapan proses rekrutmen diketahui oleh para pemangku kepentingan, termasuk pejabat pemerintah setempat.
“Kami terus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal, seperti tahun sebelumnya. Meski demikian, untuk kebutuhan tenaga kerja yang memerlukan kompetensi tertentu, kami akan melakukan seleksi, sehingga nantinya akan diperoleh putra daerah sebagai calon pekerja yang sehat jasmani dan rohani, disiplin, profesional, kompeten, serta berdedikasi tinggi,” imbuhnya.