Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan PLTP Atasi Listrik Intermiten dari Tenaga Surya dan Angin

Pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) secara masif diyakini dapat mendukung penetrasi listrik intermiten yang berasal dari tenaga surya dan angin.
Petugas melakukan pengawasan dan pengecekan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi./Istimewa
Petugas melakukan pengawasan dan pengecekan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) secara masif diyakini dapat mendukung penetrasi listrik intermiten yang berasal dari tenaga surya dan angin.

“Pengembangan PLTP secara maksimum di masa depan diperlukan untuk mendukung penetrasi pembangkit listrik tenaga intermiten PLTS [pembangkit listrik tenaga surya] dan PLTB [pembangkit listrik tenaga bayu] yang akan menjadi penopang transisi energi menuju net zero emission,” kata Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Herman Darnel Ibrahim dalam diskusi terkait potensi geothermal di Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Panas bumi merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, karena terletak di zona cincin api atau ring of fire.

Hal itu membuat panas bumi mampu menghasilkan listrik secara terus menerus dan bisa menjadi pasangan untuk energi surya maupun angin yang hanya bisa menghasilkan listrik saat ada matahari atau saat angin bertiup.

Kapasitas terpasang setrum magma di Indonesia tercatat sebesar 2.384,9 megawatt (MW) atau sekitar 10 persen dari total sumber daya yang mencapai 24.000 MW. Kapasitas tersebut merupakan yang terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

“Listrik panas bumi merupakan pembangkit beban dasar yang bisa terus menerus [menghasilkan listrik]. Jadi sangat berbeda dengan energi surya yang intermiten ataupun energi angin,” ujar Herman.

Lebih lanjut, Herman menjelaskan bahwa rata-rata pertumbuhan kapasitas terpasang energi panas bumi di Indonesia hanya sebesar 60 MW per tahun, sedangkan rata-rata pertumbuhan kapasitas terpasang listrik panas bumi di dunia hanya sebesar 200 MW per tahun.

Adapun, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) milik Perusahaan Listrik Negara yang baru diterbitkan menetapkan target pencapaian PLTP sebesar 5.474 MW di 2030.

Menurutnya, pengembangan PLTP saat ini masih lambat karena kebijakan harga yang menurut pengembang kurang menarik. Akan tetapi, kalau dinaikkan harganya bisa menjadi beban bagi pemerintah dan PLN.

“Dengan perkiraan konsumsi listrik nasional yang akan mencapai 2.000-an TWh pada 2050, peran maksimal pembangkit listrik panas bumi diperkirakan hanya akan sekitar 10 persen dari kebutuhan,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Lili Sunardi
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper