Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah terus meningkatkan kesiapan infrastruktur ketenagalistrikan guna mengantisipasi lonjakan konsumsi listrik di masa mendatang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa pihaknya memproyeksikan pertumbuhan konsumsi listrik akan mencapai 6–7 persen per tahun. Untuk itu, perlu disiapkan infrastruktur ketenagalistrikan yang baik.
Dia menuturkan, ketersediaan infrastruktur listrik merupakan bagian dari persiapan membangun Nusantara Grid, sebagai salah satu langkah dalam menyambungkan jaringan listrik antarpulau di Indonesia di era transisi energi.
“Pada 2050 kami merencanakan pembangunan Nusantara Grid yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia dengan mengoptimalkan energi baru dan terbarukan [EBT] yang potensinya ada di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (26/1/2022).
Ketersediaan dan pasokan kabel yang berkualitas juga akan semakin penting, mengingat program pemerintah yang mulai mendorong pengembangan sistem interkoneksi ketenagalistrikan untuk meningkatkan pemanfaatan EBT, dan juga peningkatan efisiensi penyediaan tenaga listrik.
Secara teknis, kata dia, kabel yang digunakan pada sistem ketenagalistrikan harus andal, sehingga kualitas tenaga listrik yang disalurkan dapat terjaga dengan baik.
Baca Juga
Sementara itu, keberadaan pabrik kabel baru akan banyak membuka lapangan kerja baru dan dapat pula membantu menyerap produksi bahan baku kabel yang ada di dalam negeri.
Adapun, pada Rabu (26/1/2022) Arifin meresmikan factory opening PT LSAG Cable Indonesia (LSAGI). Turut hadir dalam peresmian tersebut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
“Saya berharap LSAG Cable Indonesia ke depan bisa turut serta berkontribusi dan menjamin ketersediaan produknya untuk mendukung pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, meliputi pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik, dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik untuk perumahan, bagunan gedung komersial, serta industri dan sosial,” jelas Arifin.
Sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021–2030, telah direncanakan pembangunan jaringan tenaga listrik di seluruh Indonesia dengan total panjang jaringan 494.631 kms hingga 2030.
Hal itu dilakukan sebagai upaya menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke lokasi demand, menginterkoneksikan sistem ketenagalistrikan untuk sharing resources, dan meningkatkan keandalan sistem.
Panjang jaringan tersebut terdiri atas transmisi tenaga listrik sepanjang 47.723 kms dan distribusi tenaga listrik 446.908 kms. Rencana pembangunan jaringan tenaga listrik tersebut tentu sangat membutuhkan ketersediaan kabel di dalam negeri.
Saat ini, Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kabel listrik berkisar 80–90 persen untuk jenis produk kabel listrik, kabel/kawat listrik untuk tegangan rendah, menengah, dan tinggi.
Sekadar informasi, LSAG merupakan perusahaan joint venture antara LS Cable & System (LSC&S) dan PT Artha Metal Sinergi (AMS). LS Cable & System sendiri adalah anak perusahaan dari LS Corp yang merupakan salah satu produsen kabel terbesar di dunia.