Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Jumlah Nikel Indonesia yang Bikin Hyundai hingga LG Melirik

Nikel Indonesia belakangan menjadi sorotan karena kebijakan pemerintah melarang ekspor mineral mentah tersebut untuk meningkatkan nilai tambahnya.
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang Tbk., di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018). /JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang Tbk., di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018). /JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Komoditas mineral nikel merupakan salah satu komoditas mineral logam yang banyak dicari oleh sejumlah negara. Meningkatnya tren penggunaan mobil listrik, baik di Indonesia maupun dunia menjadikan komoditas itu menjadi kian strategis.

Data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat sumber daya dan cadangan nikel di Indonesia masih menunjukkan jumlah yang sangat menjanjikan. Cadangan nikel yang tercatat terbagi atas dua jenis yakni bijih dan logam.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengatakan cadangan bijih nikel yang terkira adalah sebanyak 3,74 miliar wet metric ton (WMT). Jumlah cadangan bijih nikel terbukti sebanyak 1,49 miliar wmt, sehingga total cadangan bijih nikel yang ada di Indonesia sebanyak 5,24 miliar wmt.

Total cadangan bijih nikel tersebut tersebar di 371 titik lokasi yang ada di Indonesia berdasarkan data sampai dengan tahun lalu.

"Hasil rekapitulasi tersebut berasal dari data rincian lokasi sumber daya dan cadangan, keterangan kadar, sumber data dan pelaporan menggunakan CP atau non CP, jadi basis datanya tersusun cukup lengkap," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (26/1/2022).

Sementara itu, jumlah cadangan logam nikel yang terkira adalah sebanyak 40,99 juta ton dengan cadangan terbukti sebanyak 16,11 juta ton. Dengan demikian, total cadangan nikel dalam jenis logam yakni sebanyak 57,11 juta ton sampai dengan tahun lalu.

Eko menjelaskan, logam merupakan hasil perkalian bijih dengan kadar, namun tidak semua pelaporan mencantumkan data dry metric ton (dmt), sehingga atas kesepakatan dibuat asumsi kadar rerata air dalam bijih nikel 30 persen.

Dia menambahkan, total cadangan nikel mulai 2017 sampai dengan 2021, mulai 2018 terjadi peningkatan sumber daya dan cadangan yang signifikan seiring dengan penambahan data hasil rekonsiliasi data sumber daya cadangan dengan Dinas ESDM di provinsi dan pemilik IUP.

"Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan sumber daya dan cadangan bukan disebabkan oleh peningkatan kegiatan eksplorasi," jelasnya.

Adapun sebagaimana diketahui, saat ini Hyundai telah membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Selain itu, Hyundai berkerja sama dengan LG mendirikan pabrik baterai mobil listrik di negara ini. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper