Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wow, Turki Perkirakan Inflasi Bakal Sentuh 40 Persen Tahun 2022

Turki sempat mencatatkan inflasi sebesar 36,1 persen per Desember, menjadi yang tertinggi sejak kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan selama 19 tahun lamanya.
Pernyataan pers bersama Presiden Jokowi (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di Istana Kepresidenan Turki, Ankara, Kamis (6/7) siang waktu setempat./Humas Setkab
Pernyataan pers bersama Presiden Jokowi (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di Istana Kepresidenan Turki, Ankara, Kamis (6/7) siang waktu setempat./Humas Setkab

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Turki Nureddin Nebati memperkirakan tingkat inflasi akan mencapai puncak 40 persen pada 2022 dan tidak akan melampaui 50 persen.

Dilansir Bloomberg pada Minggu (23/1/2022), hal ini disampaikan dalam pertemuan tertutup dengan 60 ekonom dan analis pada Sabtu di Istanbul, menurut sumber anonim.

Menteri Keuangan Nebati mengatakan bahwa inflasi mungkin tidak turun sampai di bawah 30 persen sampai akhir tahun. Namun, Kementerian Keuangan Turki enggan berkomentar terkait hal ini.

Turki mencatatkan inflasi sebesar 36,1 persen per Desember, menjadi yang tertinggi sejak kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan selama 19 tahun lamanya.

Sementara itu, berdasarkan survei bank sentral, inflasi pada 12 bulan ke depan akan melonjak dari 21,39 persen menjadi 25,37 persen. Namun, para bankir di Wall Street memperkirakan inflasi di sana akan mencapai lebih dari 50 persen.

Lonjakan harga dipicu oleh pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Turki sebesar 500 basis poin dalam empat pertemuan berturut-turut. Pada Kamis, bank sentral mengumumkan penghentian sementara siklus pelonggaran.

Seperti diketahui, Erdogan mengharapkan pelonggaran yang agresif karena meyakini suku bunga yang rendah akan menahan harga konsumen dan meningkatkan pertumbuhan yang lebih cepat. Namun, lira terdepresiasi dan lonjakan harga energi telah memantik inflasi lebih panas lagi.

Saat ini, mata uang Turki telah kehilangan nilai tukar hampir setengahnya dalam 3 bulan terakhir sebelum akhirnya stabil setelah pemerintah memulai langkah darurat pada Desember, seperti kompensasi terhadap pemegang lira yang mengalami penurunan nilai tukar.

Selain itu, Central Bank of the Republic of Turkey juga menjanjikan insentif bagi perusahaan yang mengkonversi mata uang asing dan simpanan emasnya menjadi deposito berjangka dalam lira Turki.

Menkeu Nebati memperkirakan langkah ini akan mendorong konversi US$10 miliar aset perusahaan ke lira untuk membantu mata uang.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut juga mengatakan bahwa jangan berharap adanya kenaikan suku bunga acuan karena Turki tidak akan menaikkan dan ini menjadi tanggung jawab pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper