Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin Jadikan Turki Contoh Kesalahan Tangani Inflasi

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan contoh Turki yang menghadapi krisis ekonomi karena enggan menaikkan suku bunga.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan mahasiswa melalui panggilan konferensi video di kediaman negara di Zavidovo, Rusia 25 Januari 2021./Antara-Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan mahasiswa melalui panggilan konferensi video di kediaman negara di Zavidovo, Rusia 25 Januari 2021./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung langkah kebijakan hawkish Bank of Russia untuk menangkal inflasi dengan memberikan contoh Turki yang menghadapi krisis ekonomi karena enggan menaikkan suku bunga.

"Saya tahu sektor riil tidak senang dengan kenaikan suku bunga, Nanun, jika tidak dilakukan, kita bisa berakhir seperti Turki dengan masalah yang sama," kata Putin dalam konferensi per akhir tahunnya pada Kamis (23/12/2021), seperti dikutip Bloomberg.

Bank of Russia menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin dalam pertemuan akhir tahun pekan lalu.

Dengan demikian, total kenaikan pada tahun ini mencapai 425 basis poin. Namun, bank sentral masih memperingatkan adanya kenaikan kembali untuk melawan inflasi yang sudah dua kali dari target 4 persen.

Rusia menghindari krisis seperti di Turki. Dmana lira kehilangan hampir setengah nilainya dari akhir September hingga akhir pekan lalu, ketika Presiden Recep Tayyip Erdogan bersandar pada bank sentral untuk memangkas biaya pinjaman dalam upaya untuk memikat investasi dan menopang popularitasnya yang memudar.

Suku bunga utama bank sekarang berada di 14 persen, lebih dari tujuh persen di bawah inflasi konsumen. Langkah tersebut telah membuat kepercayaan investor pada regulator terombang-ambing.

Pada awal bulan ini, Putin mengatakan inflasi menjadi kekhawatiran utama bagi negara, sehingga otoritas harus memasukannya ke dalam target tahun depan.

Namun, dia mengatakan selama konferensi pers bahwa dia tidak ikut campur dalam keputusan bank sentral, dan menilai kebijakannya secara positif.

Putin juga menyebut Amerika Serikat yang merupakan musuh geopolitiknya.

"Jika kita ambil contoh negara maju seperti AS, inflasi mereka 6,1 - 6,2 persen dengan target 2 persen. [Tingkat inflasi] kita juga 8 persen dan target kita 4 perse, jadi kita sudah dua kali lipat dari target, dan [AS] sudah 3 kalinya," ungkap Putin.

Pemerintah layak mendapatkan “nilai yang memuaskan” untuk mengelola ekonomi, yang berada di jalur untuk pertumbuhan 4,5 persen tahun ini, sementara pendapatan yang dapat dibelanjakan akan naik 3,5 persen, kata Putin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper