Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat modal yang tinggi dari Oversea-Chinese Banking Corp., (OCBC) berpotensi meningkatkan pendanaan di kawasan Asia Tenggara hingga 7 miliar dolar Singapura (US$5,2 miliar) yang dapat digunakan untuk akuisisi.
Analis Bloomberg Intelligence Rena Kwok mengatakan OCBC yang berbasis di Singapura memiliki potensi pendanaan antara US$5 miliar - 7 miliar dengan asumsi bank mempertahankan modal inti utama ekuitas umum di kisaran 12,5-13,5 persen. Kwok mengatakan angka itu berasal dari angka kuartal III/2021.
Perbankan di Singapura tengah menikmati akuisisi, mengingat basis modal dan strategi mereka yang kuat untuk memperoleh lebih banyak pendapatan di negara lain.
Chief Executive Officer (CEO) OCBC Helen Wong belum mengungkapkan ambisinya pada kesepakatan sejak mengambil alih kepemimpinan pada April lalu. Dua pesaing utamanya, DBS Group Holdings Ltd., dan United Overseas Bank Ltd., sedang gencar menambah aset di seluruh Asia.
“Rasio pembayaran paling konservatif OCBC dan rasio CET1 [modal inti utama] tertinggi dibandingkan bank lainnya lebih unggul untuk melakukan ekspansi melalui M&A [merger dan akuisisi,” kata Kwok dalam laporan terpisah yang diterbitkan Kamis.
Bank juga memiliki profil risiko terendah berdasarkan rasio terhadap total aset di antara tiga pemberi pinjaman lokal, katanya.
Baca Juga
Sementara itu, UOB sudah menyetujui pembelian aset konsumen milik Citigroup Inc., di sejumlah negara Asia Tenggara senilai US$4,9 miliar menggunakan kelebihan modal. Adapun bank terbesar di kawasan itu DBS tengah menjadi penawar potensial bagi operasi ritel bank AS di Taiwan yang dapat mencapai US$2 miliar.
DBS juga tengah menyelesaikan pembelian aset di India dan China dalam 15 bulan terakhir tanpa meningkatkan dana ekstra. OCBC kemungkinan akan memiliki penyangga modal yang lebih tinggi daripada DBS dan UOB seiring penghematan kas mengingat dividen yang diterima dari perusahaan asosiasi dan investasi lebih rendah, kata Kwok.