Bisnis.com, JAKARTA – Kebutuhan gula kristal rafinasi atau GKP untuk industri diproyeksikan naik 5 persen menjadi 3,4 juta ton pada tahun ini.
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan proyeksi tersebut berdasarkan perkiraan kebutuhan industri makanan dan minuman (mamin) sepanjang tahun ini.
"Kami mendapat laporan kebutuhan gula industri naik 5 persen untuk 2022. Berdasarkan proyeksi tersebut kebutuhan industri jumlahnya 3,4 juta ton tahun 2022," kata Putu di Jakarta, Kamis (20/1/2022).
Pada 2022, kuota importasi gula mentah sebagai bahan baku GKP ditetapkan untuk satu tahun dari sebelumnya per semester.
Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Bernardi Dharmawan mencatat kebutuhan gula industri per bulan berkisar 250.000 hingga 300.000 ton. Angka tersebut akan meningkat sekitar 10 persen menjelang hari raya.
Bernardi mengatakan izin impor untuk kebutuhan tahun ini baru terbit pada bulan ini sehingga saat ini masih dalam proses importasi.
Masih sdalam proses importasi, meski sebagian sudah sampai di Indonesia, mungkin sekitar 250.000 ton," katanya.
Dia menambahkan kebutuhan gula industri sebenarnya tidak pernah terkendala karena setiap tahun sudah bisa diprediksi volumenya.
Bernardi mengatakan jumlah perusahaan industri gula rafinasi belum bergerak dari angka 11. Pasalnya kapasitas terpasang 11 perusahaan industri tersebut masih berada di atas kebutuhan GKP nasional. Dengan kapasitas produksi 5,5 juta ton per tahun, tingkat utilitas berkisar 60 persen untuk memenuhi kebutuhan sekitar 3 juta ton per tahun.
"Ke depan industri gula baru lebih mengarah ke bahan baku tebu, sedangkan rafinasi bahan bakunya gula mentah. Nanti kalau memang utilitasnya sudah terpenuhi, mungkin akan ditambah," ujarnya.