Bisnis.com, JAKARTA - Total nilai proyek LRT Jabodebek yang direncanakan beroperasi pada Agustus 2022 mencapai Rp32,5 triliun. Jumlah ini membengkak dari perhitungan awal yang sebesar Rp29,9 triliun.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo mengatakan secara pendanaan, terdapat dua sumber dari poyek LRT Jabodebek tersebut. Yakni, melalui penyertaan modal negara (PMN) yang diberikan kepada KAI dan pinjaman atau kredit sindikasi dari 15 bank.
"Secara pendanaan, proyek LRT Jabodebek diperoleh melalui dua sumber yaitu melalui PMN kepada PT KAI yang total sampai dengan saat ini adalah sekitar Rp10,2 triliun. Sisa dari kebutuhan dipenuhi dari pinjaman kredit sindikasi dari 15 bank dengan total pinjaman Rp22,3 triliun sehingga total nilai proyek Rp32,5 triliun," kata Didiek dalam Diskusi Publik Persiapan Operasional LRT Jabodebek, Rabu (19/1/2022).
Dia memerinci, PMN yang diperoleh KAI senilai Rp10,2 triliun tersebut diberikan dalam tiga tahap. Pertama pada 2017 sebesar Rp4 triliun, 2018 Rp3,6 triliun, dan tahun lalu atau 2021 sebesar Rp2,6 triliun.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan juga memberikan jaminan pemerintah kepada KAI atas pinjaman yang diperoleh maupun instrumen lain yang diperlukan dalam pembangunan proyek tersebut.
"Dengan kompleksitas dan besaran proyek yang signifikan, kami menyadari pada saat menerima penugasan ini maka tata kelola good governance merupakan kunci menyelesaikan proyek ini sesuai target yang ditentukan pemerintah baik target penyelesaian maupun pendanaan," sebutnya.
Lebih lanjut Didiek berujar, total investasi dan pendanaan proyek LRT Jabodebek ini mengalami pergeseran total dari nilai investasi awal sebesar Rp29,9 triliun menjadi Rp32,5 triliun.
Dengan begitu, sambung dia, terjadi pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar Rp2,6 triliun yang diikuti dengan perubahaan struktur pendanaan proyek dan asumsi tarif dasar LRT Jabodebek.
"Pergerseran ini terjadi akibat adanya perubahan target Commersial Operation Date [COD] yang semula Juli 2019 mengalami kemunduran pada Agustus 2022 terutama terkait dengan penguasaan lahan di Depo di Bekasi Timur dan pandemi Covid-19 dua tahun terakhir," imbuh Didiek.
Sebagai tambahan, sampai saat ini progres pembangunan lintas LRT sudah mencapai 78 persen. Pada Januari hingga Mei 2022, akan dilakukan pengujian untuk commissioning, trial run pada Juli - Agustus 2022.