Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Ungkap Perbedaan Program PEN 2020, 2021, dan 2022

Terdapat sejumlah perbedaan dari penyelenggaraan PEN tahun ini, mulai dari jumlah anggaran yang berkurang hingga daftar programnya. Berikut paparan Sri Mulyani.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan dalam konferensi pers Realisasi APBN 2021 di Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan dalam konferensi pers Realisasi APBN 2021 di Jakarta, Senin (3/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah kembali menggulirkan program pemulihan ekonomi nasional atau PEN pada 2022. Terdapat sejumlah perbedaan dari penyelenggaraan PEN tahun ini, mulai dari jumlah anggaran yang berkurang hingga daftar programnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pada 2022 pemerintah melanjutkan PEN seiring pandemi Covid-19 yang masih terjadi. Hal tersebut membuat program PEN berjalan dalam tiga tahun atau mulai 2020 ketika pandemi mulai menghantam Indonesia.

Dalam penyelenggaraan tahun pertamanya, pemerintah mengalokasikan anggaran PEN senilai Rp695,2 triliun. Dari jumlah tersebut, realisasi anggaran PEN tercatat hanya 82,83 persen atau senilai Rp575,85 triliun.

Terdapat lima program dalam penyelenggaraan PEN pada 2020, yakni penanganan kesehatan, perlindungan sosial (perlinsos), program prioritas, dukungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau korporasi, serta insentif usaha. Kebutuhan anggaran terbesar ada di program perlinsos (Rp216,59 triliun) dan dukungan UMKM atau korporasi (Rp172,99 triliun).

Pada 2021, pemerintah meningkatkan alokasi anggaran PEN menjadi Rp744,7 triliun. Namun, realisasinya sementara masih berada di 88,4 persen atau Rp658,6 triliun.

Alokasi anggaran kesehatan dalam PEN pada 2021 meningkat pesat menjadi Rp215 triliun dari 2020 yang senilai Rp62,6 triliun. Menurut Sri Mulyani, kenaikan itu terjadi karena vaksinasi Covid-19 yang mulai berjalan dan tingginya biaya perawatan pasien, khususnya ketika varian delta menyebar.

"Pada 2021 dimulainya program vaksinasi dan intervensi sektor kesehatan yang lebih masif [sehingga alokasi anggaran kesehatan meningkat]," ujar Sri Mulyani pada Rabu (19/1/2022).

Pada 2022, pemerintah menurunkan alokasi anggaran PEN menjadi Rp455,6 triliun. Jumlah tersebut turun 38,8 persen dari alokasi 2021 atau turun 30,8 persen dari realisasi sementara anggaran PEN 2021.

Pemerintah pun mengurangi jumlah program dalam PEN menjadi hanya tiga, yakni penanganan kesehatan, perlinsos, dan penguatan ekonomi. Dari ketiga program itu, penguatan ekonomi memiliki pos anggaran terbesar, yakni Rp178,3 triliun, disusul oleh penanganan kesehatan senilai Rp122,5 triliun dan perlinsos Rp154,8 triliun.

"Program PEN 2022 diarahkan untuk mendukung pemulihan dan penyerapan tenaga kerja, demi memitigasi dampak scarring effect dari pandemi, dan menciptakan pemulihan ekonomi yang inklusif," ujar Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper