Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah! 10 Crazy Rich Dunia Bertambah Kekayaannya Rp18,6 Triliun per Hari di Masa Pandemi

Dari data Oxfam, para triliuner telah mencatat lonjakan dalam kekayaan mereka selama pandemi. 10 orang terkaya di dunia bertambah kaya sebesar US$15.000 (Rp215 juta) per detik atau US$1,3 miliar atau Rp18,6 triliun per hari selama pandemi.
Ilustrasi uang dolar AS/Today.com
Ilustrasi uang dolar AS/Today.com

Bisnis.com, JAKARTA - Oxfam merilis data mencengangkan terkait dengan harta kekayaan 'crazy rich' dunia yang semakin bertambah selama pandemi.

Harta 10 orang terkaya di dunia meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$1,5 triliun atau Rp21,4 kuadriliun selama pandemi, di saat tingkat kemiskinan melambung. Sayangnya, laporan tersebut tidak menjelaskan secara rinci nama-nama orang terkaya tersebut. 

Fakta itu dirilis Oxfam jelang pertemuan elite Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Rabu (19/1/2022).

Kepala-kepala negara akan bergabung dengan para pemimpin perusahaan dan tokoh terkemuka lain pekan ini untuk membahas isu-isu paling penting di dunia – dari perubahan iklim hingga kesetaraan vaksin Covid-19 – pada konferensi WEF Davos Agenda 2022 minggu ini.

Pertemuan daring tersebut akan menjadi batu loncatan dalam konferensi tingkat tinggi tahunan WEF yang biasanya digelar di resor pegunungan Davos di Swiss pada musim dingin dan dihadiri orang-orang kaya dan berkuasa di dunia.

Dari data Oxfam, para triliuner telah mencatat lonjakan dalam kekayaan mereka selama pandemi. 10 orang terkaya di dunia bertambah kaya sebesar US$15.000 (Rp215 juta) per detik atau US$1,3 miliar atau Rp18,6 triliun per hari selama pandemi.

"Harta mereka melebihi gabungan harta yang dimiliki 3,1 miliar penduduk miskin di dunia," tulis Oxfam dalam laporannya yang dikutip dari Antara.

Bahkan, seorang triliuner baru muncul setiap 26 jam sejak awal pandemi. Kemudian, lebih dari 160 juta orang diperkirakan jatuh miskin selama krisis kesehatan saat ini.

Kesenjangan di antara negara-negara di dunia diperkirakan meningkat untuk kali pertama dalam sebuah generasi. Kesenjangan juga semakin lebar di dalam sebuah negara.

Kemudian, negara-negara kaya terpantau pulih lebih cepat. Pendapatan mereka pada 2023 kemungkinan akan kembali ke tingkat sebelum pandemi, namun negara-negara berkembang akan mengalami penurunan rata-rata 4 persen, menurut data Bank Dunia.

Pada 2023, pendapatan per kapita kemungkinan akan tetap di bawah level 2019 di 40 negara berkembang," tulis laporan tersebut

Adapun, kesenjangan menyumbang 21.300 kematian per hari atau satu kematian per empat detik, menurut laporan Oxfam.

"Sekitar 5,6 juta orang di negara-negara miskin meninggal tiap tahun karena keterbatasan memperoleh layanan kesehatan, sementara kelaparan membunuh lebih dari 2,1 juta orang per tahun," kata laporan itu.

Terkait dengan Covid-19, rasio pasien yang meninggal di negara-negara berkembang diperkirakan dua kali lebih besar daripada di negara-negara kaya.

Menurut Oxfam, hanya tujuh persen lebih penduduk di negara-negara miskin telah menerima satu dosis vaksin dibandingkan dengan lebih dari 75 persen di negara-negara kaya.

"Satu persen orang paling kaya di dunia membuang dua kali lebih banyak karbon dioksida dibanding 50 persen orang miskin," papar laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper