Bisnis.com, JAKARTA - Oxfam, sebuah lembaga nirlaba internasional, mendesak Forum Ekonomi Dunia (WEF) untuk menyoroti secara lebih serius lonjakan ketimpangan yang muncul karena pandemi Covid-19. WEF tahun ini diadakan secara virtual pada 25 hingga 29 Januari 2021.
Forum yang biasanya digelar di Davos, Swiss itu menjadi wadah para politisi dan eksekutif bisnis membahas kondisi ekonomi global.
Menurut studi berjudul 'The Inequality Virus' yang diterbitkan Oxfam bersamaan dengan dimulainya WEF hari ini, Senin (25/1/2021), dunia mengalami peningkatan ketimpangan terbesar dalam sejarah. Kemungkinan hampir setiap negara akan mengalami peningkatan ketimpangan.
Negara yang paling miskin kemungkinan besar akan merasakan efek pandemi selama bertahun-tahun yang akan datang selagi orang-orang kaya telah membalikkan keadaan.
Forum itu telah dikritik karena dinilai hanya menjadi tempat kaum kaya dan terkenal untuk berkumpul, berbasa-basi tentang perlunya kesetaraan dan perubahan sosial. Pada bagiannya, WEF telah mendesak pemerintah untuk membuat masyarakat lebih tangguh, inklusif dan berkelanjutan.
Oxfam mendesak pemerintah untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi ketidaksetaraan, termasuk membuat kebijakan pajak lebih adil dan membatalkan utang negara berkembang.
Baca Juga
"1.000 orang terkaya di planet ini mendapatkan kembali kerugian Covid-19 mereka hanya dalam sembilan bulan. Namun butuh lebih dari satu dekade bagi yang termiskin di dunia untuk pulih," kata Oxfam dalam laporannya, dilansir Bloomberg, Senin (25/1/2021).
Penutupan bisnis yang meluas menyebabkan lonjakan pengangguran dan menjadi biang keladi naiknya ketimpangan. Lebih lanjut Oxfam menjelaskan pandemi telah memukul orang yang hidup dalam kemiskinan jauh lebih keras daripada kaum kaya, dan memiliki dampak yang sangat parah pada wanita, orang kulit hitam, keturunan Afro, masyarakat adat, dan komunitas yang secara historis terpinggirkan dan tertindas di seluruh dunia.
Laporan tersebut mengikuti jejak analisis serupa oleh Bank Dunia, yang telah memperingatkan bahwa krisis ekonomi mendatangkan lebih banyak angka kemiskinan pada generasi baru dan tumpukan utang.
Dana Moneter Internasional telah memperingatkan bahwa negara-negara berkembang mungkin mundur satu dekade dalam ketimpangan.