Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sekjen PBB Ingatkan Masalah Ketimpangan Vaksin Covid-19 di Dunia

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan jika negara kaya tidak bertindak segera untuk membantu negara-negara berkembang mendapatkan vaksinasi, lebih banyak mutasi virus dapat membuat suntikan saat ini tidak efektif.
Sekjen PBB Antonio Guterres/Reuters
Sekjen PBB Antonio Guterres/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah negara telah bergerak untuk memvaksinasi warganya. Vaksinasi ini dibarengi oleh upaya negara kaya untuk berlomba-lomba mengamankan dosis yang cukup.

Namun, negara berkembang dan berpenghasilan rendah tampak tertinggal dalam perlombaan ini karena mereka kesulitan mendapatkan akses vaksin.

Berbicara di Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2021, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan jika negara kaya tidak bertindak segera untuk membantu negara-negara berkembang mendapatkan vaksinasi, lebih banyak mutasi virus dapat membuat suntikan saat ini tidak efektif.

"Jika kita yakin untuk memvaksinasi belahan bumi Utara dan melupakan bagian selatan dunia, jika kita membiarkan virus menyebar seperti api di Dunia Selatan, virus akan bermutasi,” kata Guterres dilansir Bloomberg, Selasa (26/1/2021).

Ketika bermutasi, lanjutnya, virus corona akan berkembang dan menjangkiti dengan lebih ganas sehingga vaksinasi tidak akan relevan lagi.

Guterres mengatakan bahwa negara-negara maju telah membeli lebih banyak vaksin daripada yang mereka butuhkan. Dia mendorong negara-negara kaya itu untuk mendistribusikan vaksin yang tidak diperlukan ke negara berkembang.

Dia juga menambahkan bagi negara berkembang seperti India dan Brazil yang memiliki kapasitas obat generik yang besar, perizinan harus tersedia untuk meningkatkan produksi vaksin.

Sebelum WEF tahun ini dibuka kemarin, Oxfam, sebuah lembaga nirlaba internasional menerbitkan studi tentang peningkatan ketimpangan terbesar dalam sejarah. Oxfam mendesak WEF menyoroti secara lebih serius lonjakan ketimpangan yang muncul karena pandemi Covid-19.

Forum yang biasanya digelar di Davos, Swiss itu menjadi wadah para politisi dan eksekutif bisnis membahas kondisi ekonomi global.

Negara-negara yang paling miskin kemungkinan besar akan merasakan efek pandemi selama bertahun-tahun yang akan datang selagi orang-orang kaya telah membalikkan keadaan.

Forum itu telah dikritik karena dinilai hanya menjadi tempat kaum kaya dan terkenal untuk berkumpul, berbasa-basi tentang perlunya kesetaraan dan perubahan sosial. Pada bagiannya, WEF telah mendesak pemerintah untuk membuat masyarakat lebih tangguh, inklusif dan berkelanjutan.

Oxfam juga mendesak pemerintah untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi ketidaksetaraan, termasuk membuat kebijakan pajak lebih adil dan membatalkan utang negara berkembang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper