Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad memberi catatan sejumlah komoditas yang bakal mengalami kenaikan harga tahun ini.
Dia mengatakan beras menjadi salah satu komoditas produksi dalam negeri yang cukup sensitif pergerakan harganya, terutama di daerah-daerah yang defisit antara tingkat produksi dan konsumsinya.
Terlebih, margin perdagangan dan pengangkutan (MPP) beras mencapai 20 persen. Harga rata-rata beras medium per 18 Januari 2022 tercatat di kisaran Rp10.400 per kilogram (kg) dan cenderung stabil dibandingkan dengan pekan lalu.
Namun harga memperlihatkan kenaikan 0,97 persen dibandingkan dengan posisi November 2021 yang berada di angka Rp10.300 per kg.
Tauhid juga memberi catatan soal harga minyak goreng ke depan. Meski pemerintah telah mengeluarkan kebijakan subsidi untuk penerapan satu harga Rp14.000 per liter, Tauhid mengatakan kebijakan ini hanya berlaku selama enam bulan. Kemampuan subsidi pemerintah akan sangat menentukan stabilitas harga minyak goreng.
"Harga minyak sawit mentah diperkirakan masih tinggi sekitar 4.800 ringgit Malaysia per ton. Sejauh mana anggaran tersedia ini menjadi pertanyaan karena harga diprediksi masih tinggi sepanjang 2022," katanya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (19/1/2022).
Baca Juga
Kelompok komoditas yang diimpor, lanjut Tauhid, juga menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Harga komoditas pangan relatif tetap tinggi dan situasi ini diperburuk dengan biaya logistik global yang belum normal.
Meski pemerintah sudah menjamin kuota impor dan keamanan pasokan, terdapat kemungkinan harga yang diterima konsumen lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya.
Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid memperkirakan pasokan cabai akan cukup besar pada semester I/2022 yang bertepatan dengan Ramadan dan Idulfitri. Panen di sejumlah daerah dia sebut telah dimulai dan ditandai dengan mulai turunnya harga cabai.
"Kami justru mengkhawatirkan harga jatuh sehingga perlu mitigasi bagaimana proses pascapanennya. Ini yang sejak dulu belum terurai," kata Abdul.
Harga rata-rata cabai rawit, yang sempat menyentuh Rp90.000 per kg pada akhir Desember 2021, terlihat mengalami penurunan sebesar 31,53 persen menjadi Rp59.500 per kg per 18 Januari 2022.
Abdul Hamid mengatakan harga masih berpeluang turun seiring puncak panen pada Februari. Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mengatakan kenaikan harga daging ayam ras pada 2022 lebih banyak dipengaruhi oleh naiknya biaya produksi, alih-alih kenaikan konsumsi.
Dia menjelaskan bahwa pasokan daging ayam masih tetap surplus. "Januari ini sudah ada kebijakan pemangkasan populasi untuk keseimbangan pasokan dan permintaan, artinya pasokan sangat besar. Kenaikan harga lebih banyak dipicu oleh naiknya biaya produksi," kata dia.
Harga daging ayam ras terpantau menyentuh Rp38.100 per kg atau naik 7,93 persen daripada harga sebulan lalu. Harga juga 7,63 persen lebih tinggi daripada harga pada Januari 2022 yang berkisar Rp35.400 per kg. Sugeng mengatakan harga pakan telah menembus Rp8.000 per kg, imbas dari naiknya sejumlah komponen impor.