Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mengimbau para pengguna kereta rel listrik (KRL) untuk terus memperketat penerapan protokol kesehatan atau prokes demi mencegah penyebaran virus Covid-19 varian Omicron.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan bahwa pihaknya juga senantiasa menyediakan fasilitas penunjang, seperti wastafel tambahan di seluruh stasiun yang dapat dimanfaatkan pengguna untuk mencuci tangan sebelum maupun sesudah naik KRL.
“KAI Commuter meminta pengguna tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan, terutama mengenai penggunaan masker ganda dengan masker medis yang dilapis masker kain di sisi luar,” kata Anne, Senin (17/1/2022).
Mengingat saat ini jumlah kasus varian Omicron terus bertambah, Anne juga meminta para pelanggan agar memperhatikan aturan yang berlaku, khususnya mengenai syarat perjalanan menggunakan KRL.
Dia menyebut, saat ini aturan perjalanan menggunakan KRL masih sama dengan sebelumnya, yakni wajib sudah divaksinasi minimal dosis pertama. Pemeriksaan sertifikat vaksinasi akan terus dijalankan petugas dengan konsisten saat pengguna tiba di stasiun.
“Mari terus berdisiplin mengikuti protokol kesehatan dan aturan yang ada agar kita dapat tetap bermobilitas dengan sehat di tengah munculnya varian-varian baru dari Covid-19,” sebut Anne.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia memerinci, volume pengguna KRL pada Senin pagi ini tidak jauh berbeda dengan Senin pada pekan lalu.
Data KAI Commuter pada Senin (17/1/2022) pukul 08.00 WIB menunjukkan volume pengguna mencapai 151.373 orang, atau hampir sama dengan Senin pekan lalu di waktu yang sama, yaitu 151.272 orang.
Menurut Anne, volume pengguna KRL Jabodetabek pada hari kerja di 2022 konsisten berada di sekitar 500.000 pengguna per hari, dengan Senin 3 Januari 2022 dan 10 Januari 2022 mencatatkan volume pengguna tertinggi, yaitu 528.000 pengguna.
“Namun jika dirata-rata dengan pengguna saat akhir pekan, maka rata-rata volume pengguna KRL Jabodetabek per Januari 2022 ini adalah 464.198 pengguna setiap harinya,” ucapnya.
Sebagai tambahan, pemerintah kini meningkatkan status awas menyusul lonjakan kasus Omicron di Tanah Air. Tercatat, peningkatan varian baru itu telah menyentuh 1.054 kasus per hari dengan kasus transmisi lokal sudah lebih tinggi dari transmisi pelaku perjalanan luar negeri.
Koordinator Penanganan PPKM wilayah Jawa-Bali yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memproyeksikan kasus Omicron akan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
“Kita semua bertanggung jawab untuk kita. Saya mohon supaya kita semua satu. Ini adalah alarm bagi kita semuanya untuk mulai kembali awas dalam memasuki varian baru Covid-19 ini,” kata Luhut dalam konferensi pers PPKM, Minggu (16/1/2022).
Luhut menyebut, kasus Omicron berpotensi naik tinggi di wilayah Ibu Kota Jakarta. Sebab, hingga kini kasus Omicron masih didominasi oleh wilayah Jawa dan Bali, terutama DKI Jakarta dan sekitarnya.
Namun begitu, kenaikan kasus di Jawa dan Bali juga terlihat pada provinsi Jawa Barat dan Banten, lantaran wilayah tersebut masih masuk dalam bagian Aglomerasi Jabodetabek.
“Berdasarkan proyeksi yang kami lakukan, kami kembali memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di DKI Jakarta jika kita semua tidak hati-hati,” tekannya.