Bisnis.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics atau Core Indonesia menilai bahwa permintaan kendaraan dari orang-orang kaya dan dunia usaha meningkat pada 2022, tetapi pemberian insentif PPnBM tidak akan berpengaruh besar terhadap perekonomian tahun ini.
Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menilai bahwa membaiknya kondisi ekonomi membuat masyarakat kelas atas memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dari 2021. Hal tersebut mendorong mereka untuk meningkatkan belanjanya, termasuk untuk kebutuhan tersier seperti kendaraan bermotor.
Menurut Faisal, penjualan kendaraan untuk segmen masyarakat berpenghasilan tinggi akan meningkat pada tahun ini. Namun, jika dilihat secara lebih luas, termasuk ketika terdapat perpanjangan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan bermotor, kenaikan penjualan tidak akan signifikan.
"Masih ada daya beli, khususnya untuk segmen masyarakat berpendapatan atas, tetapi yang kelas menengah masih terbatas jadi secara total [kenaikan penjualan kendaraan pada 2022] belum terlalu kuat," ujar Faisal kepada Bisnis, Senin (17/1/2022).
Kenaikan penjualan mobil pun berpotensi terjadi di segmen kendaraan usaha. Menggeliatnya kondisi ekonomi membuat aktivitas bisnis berkembang, sehingga penggunaan kendaraan akan turut meningkat.
"Potensinya seharusnya meningkat karena aktivitas produksi dan mobilitas diprediksi lebih tinggi. Sebagai pembanding, impor barang modal juga cenderung menguat," ujarnya.
Baca Juga
Faisal sendiri menilai bahwa penjualan kendaraan pada 2022 akan tumbuh, tetapi tidak setinggi capaian kinerja 2021. Insentif PPnBM pun menurutnya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap kondisi ekonomi makro 2022.
"Apakah dia lebih tinggi daripada 2021 dari sisi dampak terhadap penjualan, ya saya terus terang agak ragu. Karena kalau kita lihat tren penjualan pada 2021 itu tingginya juga di awal-awal pemberlakuan diskon, makin lama bulan ke bulan makin turun sebetulnya," ujar Faisal.