Bisnis.com, JAKARTA - Investor di AS ramai-ramai melakukan konversi American Depository Receipt (ADR) dengan saham perusahaan teknologi China yang diperjual belikan di Hong Kong seiring dengan pengetatan aturan di Wall Street.
Pengalihan aset ini dilakukan seiring meningkatnya kembali ketegangan kedua negara. Dilansir Bloomberg pada Sabtu (15/1/2022), sembilan perusahaan China seperti Alibaba Group Holdings Ltd., hingga JD.com Inc., menjadi perusahaan dengan tingkat konversi sahamnya dua kali lebih besar.
Saham-saham perusahaan China yang terdapat tercatat di Bursa Amerika ini berada dalam status sekunder atau listing ganda di Hong Kong pada tahun lalu. Konversi sendiri mengacu kepada perhitungan Bloomberg berdasarkan data yang dihitung sejak Januari 2021 atau sepanjang tahun lalu.
Seperti diketahui, pemegang ADR dapat mengembalikan saham di AS ke bank penyimpanan untuk mendaftarkan konversi, yang kemudian menukarnya menjadi saham yang terdaftar di Hong Kong pada rasio yang ditentukan.
Aksi 'pulang kampung' ini akan membantu mempertahankan status Hong Kong sebagai pusat keuangan Asia.
"Jelas risiko delisting ADR adalah pendorong utama pergeseran likuiditas ini," kata Vivian Lin Thurston, Manajer Portofolio William Blair Investment Management.
Baca Juga
Di bawah undang-undang yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump sebelum meninggalkan kantornya, perusahaan China diprediksi akan meninggalkan AS mulai 2024 jika mereka menolak untuk memperlihatkan informasi keuangan kepada regulator Amerika.
"Dalam kasus likuidasi ADR paksa atau pembatasan bagi investor untuk memperdagangkan ADR di AS, sebagian besar investor asing masih dapat mempertahankan eksposur mereka terhadap saham-saham ini melalui listing mereka di Hong Kong,” kata Jessica Tea, Ahli Investasi BNP Paribas Asset Management Asia.
Sejauh ini, belum ada perbedaan antara kedua bursa. Pemegang saham Alibaba di Hong Kong akan memiliki keunggulan 0,08 persen atas ADR-nya karena raksasa teknologi itu jatuh tahun lalu. Sementara untuk JD.com, pedagang Hong Kong akan keluar dengan keunggulan 0,4 persen.
Kendati demikian, ahli strategi HSBC Holdings Plc., termasuk Herald van der Linde menulis dalam sebuah catatan bahwa masih ada 37 perusahaan China yang terdaftar di AS dan tidak terdaftar di Hong Kong memiliki kapitalisasi pasar senilai lebih dari US$1 miliar.
Perusahaan itu termasuk penyedia transportasi online DiDi Global Inc., yang sedang mempertimbangkan pergeseran ke timur. Perusahaan itu mencatatkan nilai pasar gabungan sebesar US$278 miliar.