Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan broker properti akan mengoptimalkan penjualan di tahun ini untuk mengantisipasi aksi wait and see para investor jelang pemilihan umum 2024.
Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Lukas Bong mengatakan bahwa tahun ini akan sangat menentukan bagi sektor properti. Pasalnya, suasana pemilu sudah mulai terasa, dan diperkirakan musim kampanye akan dimulai di semester II/2023.
“Pemilu memberikan dampak pada penjualan properti, karena banyak yang takut dengan kampanye di jalan, orang asing juga takut. Harapan kami, semoga kampanye bisa dilakukan di televisi saja. Jangan di ruang public yang bisa mengganggu lalu lintas dan membuat orang takut,” katanya kepada Bisnis, Rabu (12/1/2022).
Dia menuturkan, para pengembang juga menganggap tahun ini akan sangat menentukan untuk penjualan properti. Hal itu membuat pengembang menggenjot penjualan produknya di tahun ini.
Becermin pada Pemilu 2012, kata dia, pemilu menyebabkan pengereman investasi karena pemilik modal cenderung wait and see. Hal berbeda terjadi pada pemilihan kepala daerah yang cenderung tidak memengaruhi penjualan properti.
“Pilpres ini pengaruhnya luas, investor asing dan lokal wait and see. Di kita juga setelah pengumuman pemenang pemilu masih ada waktu menunggu pelantikan. Saat menunggu pelantikan itu lah ada kemungkinan hal yang tidak terduga karena merasa tidak sesuai atau dicurangi, dan sebagainya,” ujarnya.
Penjualan properti sendiri, kata dia, diproyeksi akan cenderung melambat sepanjang 2024. Hal itu seperti yang terjadi saat Pilpres 2019, di mana ketika itu banyak calon investor yang wait and see untuk membeli properti.
“Penurunan [penjualan properti] karena Pilpres ini cukup signifikan, bisa sampai 20–30 persen. Itu kalau saya bicara omset broker properti ya,” tuturnya.