Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif masih menunggu pengumuman keamanan pasokan dari PT PLN (Persero) sebelum membuka secara parsial keran ekspor batu bara.
“Kami menunggu statement dari PLN bahwa situasinya bisa diatasi, dan untuk itu memang kita akan secara parsial memberikan izin ekspor kembali,” katanya saat konferensi pers, Rabu (12/1/2022).
Pemerintah menghentikan ekspor batu bara mulai 1 Januari seiring laporan PLN bahwa pasokan batu bara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menipis.
Sebab itu, kata dia, pemerintah masih menunggu pengumuman resmi dari PLN terkait kondisi pasokan batu bara di pembangkit.
“Yang declare [krisis pasokan baru bara] dari PLN dan kita bantu pengamanannya. Dan sekarang PLN menyiapkan kesiapannya dan kita harapkan sore ini sudah ada pernyataan dari PLN,” terangnya.
Dia menyatakan pembukaan ekspor batu bara akan diprioritaskan kepada perusahaan tambang yang memenuhi 100 persen kewajiban domestik market obligation (DMO).
Baca Juga
Sementara itu, perusahaan tambang yang belum memenuhi kewajiban pasokan domestik diminta lebih dulu memenuhi ketentuan pemerintah sebelum diberikan izin ekspor.
“Kita akan secara parsial memberikan izin ekspor kembali. Yang kita prioritaskan adalah bagi para produsen yang memenuhi 100 persen DMO-nya untuk diberikan prioritas pertama,” katanya saat konferensi pers, Rabu (12/1/2022).
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi menyebut total kebutuhan batubara untuk mencapai hari operasi ideal minimal 20 hari berkisar antara 16 sampai 20 juta ton. Kebutuhan ini secara bertahap akan dipenuhi sampai dengan 31 Januari 2022.
PT PLN (Persero) menyatakan telah melakukan perombakan dalam kontrak beli batu bara seiring dengan upaya perusahaan memastikan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik terkendali.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memastikan bahwa perseroan melakukan kontrak jangka panjang dengan penambang yang memiliki kredibilitas untuk memasok sesuai kualitas dan spesifikasi dan volume sesuai kebutuhan PLTU.
Perusahaan setrum turut mengevaluasi kontraktual dengan fleksibilitas yang memberikan kepastian terkait pemenuhan pasokan batu bara. Dia menyebut fleksibilitas kontrak ini untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan listrik yang mempengaruhi kebutuhan pasokan batu bara.
"Mengingat operasional PLTU itu bersifat jangka panjang, maka PLN juga perlu mengamankan ketersediaan batu bara dalam jangka panjang," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (12/1/2022).