Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi memulai pembangunan rel ganda Kereta Api Solo - Semarang fase 1 segmen Solo Balapan - Kalioso. Proyek tersebut dibangun dengan biaya sekitar Rp920 miliar yang berasal dari rupiah murni dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Meski begitu, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menyebut ada beberapa hal yang menjadi tantangan pembangunan jalur rel ganda sepanjang 10 kilometer spoor (Km'sp), yang sekitar 1,8 Km'sp nya akan dibangun secara layang (elevated) tersebut.
"Tantangan pembangunan jelas nanti tiang-tiang/girder rel layang akan berdampak pada lingkungannya," kata Deddy, Selasa (11/1/2022).
Maka dari itu, ujarnya, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dari proyek tersebut memang harus lebih cermat dan teliti serta jangan sampai menimbulkan kerugian lingkungan atau ada pihak yang menjadi korban dari pembangunan itu.
Namun di sisi lain, sambung dia, keputusan membangun jalur ganda yang disebut sebagai rel layang terpanjang di Indonesia itu patut didukung dan diapresiasi. Sebab, jalur ini nantinya dapat mengurai kemacetan jalan karena perlintasan sebidang Simpang Joglo, Solo.
"Memang diperlukan elevated rail sehingga jalan raya menjadi lebih produktif dan mengurangi kecelakaan," imbuhnya.
Sementara itu, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku dengan dimulainya pekerjaan penataan Simpang Joglo, pihaknya telah mengantisipasi dampak lalu lintas dan dampak sosial dengan baik, dengan melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat sekitar.
“Penataan ini juga bisa mengatasi banjir, karena nantinya akan dibangun drainase menuju sungai Kalianyar. Penataan Simpang Joglo ini akan menjdi ikon baru di kota Solo,” tutur Gibran.
Sebagai tambahan, pembangunan jalur ganda ini ditargetkan selesai pada akhir 2023. Desain konstruksi jembatan rel layang mengadopsi kearifan lokal yang ada kota Solo yaitu Batik Sidomukti, Pasar Klewer, dan Keraton.