Bisnis.com, JAKARTA — Keandalan dan stabilitas jaringan menjadi dua hal penting yang harus dipenuhi operator seluler untuk menggelar layanan 5G di kawasan pertambangan, khususnya untuk menggerakan kendaraan otomatis.
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura mengatakan permasalahan di pertambangan adalah akses komunikasi yang sulit. Tidak banyak jaringan serat optik yang menjangkau daerah pertambangan.
Dengan misi kritis yang dibawa oleh jaringan 5G Telkomsel, yaitu menggerakan kendaraan secara otomatis, menurutnya Telkomsel harus melakukan uji coba secara matang untuk memastikan jaringan 5G yang diberikan andal dan stabil.
“Harus dipastikan jaringan 5G bisa untuk mendukung operasional kendaraan otomatis,” kata Tesar, Selasa (11/1).
Tesar menuturkan uji coba dan keandalan jaringan akan membuat kendaraan yang digerakan dengan jaringan 5G menjadi lebih aman. Dampak yang diberikan akan besar jika kendaraan otomatis tidak bisa dikendalikan oleh jaringan 5G.
Menurutnya kasus pemanfaatan kendaraan otomatis merupakan kasus 5G baru di Tanah Air. Telkomsel harus memastikan bahwa sistem pengoperasian jarak jauh dapat berjalan mulus dengan jaringan yang tersedia.
“Jadi harus diujicobakan dahulu visibilitas dari layanan tersebut baru diimplementasikan di Freeport,” kata Tesar.
Implementasi 5G di Perusahaan
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan para pemimpin perusahaan memiliki peran penting dalam adopsi solusi internet untuk segalanya (internet of things/IoT) 5G di perusahaan.
Hasil survei Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), kata Teguh, mengungkapkan sebanyak 40% adopsi IoT di perusahaan dipengaruhi oleh pemimpin perusahaan. Mereka yang memutuskan penggunaan solusi IoT di perusahaan.
Secanggih apapun solusi IoT 5G, kata Teguh, baru akan digunakan oleh pemimpin perusahaan jika mereka merasakan tiga hal. Pertama, efisiensi operasional. Kedua, peningkatan produktivitas.
“Dan yang ketiga adalah peningkatan penjualan,” kata Teguh.
Dia mengatakan kasus pemanfaatan harus dijelaskan secara detail kepada pemimpin perusahaan.
Hal lai yang menarik pemimpin perusahaan mengimplementasikan solusi IoT 5G, kata Teguh, adalah inovasi layanan. “Jadi harus ada tren baru di lapangan,” kata Teguh.