Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Kecelakaan Penerbangan Meningkat, Kinerja Keselamatan Membaik?

Pemerhati penerbangan Alvin Lie menilai kinerja keselamatan penerbangan sepanjang 2021 menunjukkan hasil yang positif kendati ada peningkatan tren kecelakaan dibanding tahun sebelumnya.
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Yogyakarta./Antara
Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Yogyakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerhati penerbangan Alvin Lie menilai kinerja keselamatan penerbangan sepanjang 2021 menunjukkan hasil yang positif kendati ada peningkatan tren kecelakaan dibanding tahun sebelumnya.

"Merujuk data yang diterbitkan KNKT [Komite Nasional Keselamatan Transportasi] sebenarnya kita bisa melihat bahwa selama 2021 kinerja keselamatan penerbangan kita ini sebenarnya jauh lebih baik dari pada tahun 2020 padahal jumlah penerbangannya juga meningkat dibanding 2020," kata Alvin kepada Bisnis, Jumat (7/1/2022).

Menurut dia, sebenarnya trennya bukan bertambah melainkan lebih rendah dibanding 2020 baik dari jumlah kecelakaan maupun insiden serius.

Diakui, bahwa pada 2021 memang terjadi sebuah kecelakaan serius yang menyebabkan banyak korban jiwa. Namun sisanya, hanya kejadian pesawat tergelincir yang tidak menimbulkan korban.

"Jumlah orang meninggal memang meningkat, karena ada satu kecelakaan besar yaitu jatuhnya Sriwijaya Air, dalam satu kecelakaan tersebut 66 orang meninggal. Yang lainnya adalah kecelakaan kecil-kecil dan terbanyak adalah pesawat tergelincir keluar dari landasan," sebut Alvin.

Lebih lanjut, kalau dilihat dari tren kejadian serius per 1 juta penerbangan, KNKT mencatat pada 2021 sebesar 24,2. Artinya mengalami penurunan dibanding 2020 yang mencapai 36,7. Bahkan bila dibandingkan dengan 2019 yang sebanyak 23,0, jumlahnya tidak jauh berbeda.

"Cukup baik itu. Memang kalau dilihat atau dibandingkan dengan tren global kinerja keselamatan penerbangan kita ini terbaik adalah pada tahun 2018 setelah itu 2019 naik di atas rata-rata global, 2020 naik di atas global tapi 2021 kita turun lagi," imbuhnya.

Namun begitu, Alvin tetap menilai sudah ada upaya perbaikan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk memperketat pengawasan dalam penerbangan terutama pada saat masa pandemi.

Dia mencontohkan, ketika banyak pesawat yang sebelumnya diparkir dan dioperasikan kembali, dilakukan pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa pesawat betul-betul sudah disiapkan dan memenuhi standar untuk dioperasikan kembali.

"Demikian juga banyaknya awak pesawat khususnya pilot dan kopilot yang lama tidak terbang itu juga harus melalui proses penyegaran sebelum mereka diijinkan kembali untuk terbang. Jadi, menurut saya 2021 ini, kinerja keselamatan penerbangan kita ini lebih baik dari pada 2020," tutupnya.

Catatan YLKI

Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mencatat sepanjang 2021, pihaknya menerima 535 pengaduan. Dari jumlah tersebut, hanya 1,5 persen yang berkaitan dengan jasa transportasi.

Namun begitu, untuk sektor transportasi yang banyak diadukan oleh konsumen adalah moda angkutan udara berkaitan dengan persoalan refund tiket.

"Sektor transportasi yang banyak diadukan ke kami adalah moda angkutan udara dan paling banyak keluhannya adalah masalah refund karena kan kita tahu 2021 banyak kebijakan pemerintah terkait dengan pandemi, PPKM dan perubahan syarat penerbangan. Jadi mungkin konsumen itu akhirnya ketika ada kebijakan baru keluar dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mereka tidak jadi terbang dan akhirnya minta refund," ucap Ketua YLKI Tulus Abadi, Jumat (7/1/2022).

Sebagai informasi, sebelumnya Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menyebutkan tren kecelakaan penerbangan pada tahun lalu mencapai 24,2 per satu juta penerbangan. Jumlah ini meningkat dibanding 2020 yang mencapai 19,4 per satu juta penerbangan.

KNKT juga mencatat terdapat sembilan kecelakaan dan sembilan kejadian serius penerbangan dari 18 investigasi yang telah dilakukan. Dari jumlah itu, sebanyak 66 orang meninggal dunia/hilang dan satu orang luka parah.

KNKT menjabarkan, kecelakaan dan kejadian serius itu terjadi dalam beberapa jenis peristiwa. Beberapa di antaranya yaitu satu peristiwa kehilangan kontrol di lapangan (loss control on ground), satu undershoot/overshoot, dan satu kegagalan atau kerusakan sistem/komponen (pembangkit listrik).

Selanjutnya, ada empat peristiwa kegagalan atau kerusakan sistem/komponen (nonpembangkit listrik), enam peristiwa Runway Excursion, tiga peristiwa kehilangan kontrol dalam penerbangan dan masing-masih satu peristiwa pada penerbangan terkendali di medan serta kontak landasan pacu abnormal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper