Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berdasarkan Survei Pemantauan Harga memperkirakan perkembangan harga pada Desember 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,60 persen (month-to-month/mtm).
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi 2021 sebesar 1,90 persen,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui siaran pers yang dikutip Bisnis, Minggu (2/1/2022).
Erwin menyampaikan, penyumbang utama inflasi pada Desember 2021 hingga minggu kelima yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,14 persen mtm, minyak goreng sebesar 0,07 persen mtm, daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,06 persen mtm, cabai merah sebesar 0,04 persen mtm.
Di samping itu, penyumbang inflasi lainnya adalah bawang merah, beras, detergen bubuk, semen, tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.
Sementara itu, Erwin mengatakan komoditas yang mengalami deflasi yaitu daging sapi sebesar -0,01 persen mtm.
Pada kesempatan berbeda, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan mengalami inflasi sebesar 0,53 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Menurutnya, perkembangan ini didorong oleh pola musiman akhir tahun dan relaksasi PPKM, sehingga mendorong mobilitas dan konsumsi masyarakat.
“Harga makanan, transportasi, restoran, dan layanan rekreasi diperkirakan akan terus meningkat di tengah Natal dan liburan akhir tahun,” katanya.
Faisal mengatakan, harga pangan dan tarif transportasi akan menjadi kontributor terbesar terhadap inflasi Desember 2021.
“Untuk kelompok pengeluaran bahan makanan, kenaikan harga paling banyak terjadi pada cabai rawit (cabai rawit), cabai merah, minyak goreng, dan telur ayam,” jelasnya.
Adapun secara tahunan, inflasi IHK diperkirakan menguat menjadi 1,83 persen dari 1,75 persen yoy pada November 2021 dan 1,68 persen yoy pada Desember 2020.