Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China mengklaim ketertarikan investor asing terhadap obligasi domestiknya meningkat dengan catatan total outstanding utang luar negeri senilai US$2,7 triliun hingga akhir September 2021.
Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (2/1/2021), terdapat tambahan senilai US$16,7 miliar pada kuartal III/2021, salah satunya dari meningkatkan penjualan obligasi dalam mata uang yuan oleh investor asing. Selain itu, alokasi bank sentral terhadap hak penarikan khusus (SDR) juga meningkat.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Deputi Direktur dan juru bicara Adaministrasi Negara Valuta Asing China Wang Chunying mengatakan sebanyak 47 persen dari total outstanding utang luar negeri China merupakan obligasi jangka menengah hingga panjang, naik tiga persen dari akhir Juni lalu.
Baca Juga
Menurutnya, investor asing meningkatkan kepemilikan obligasi dalam negeri, mencerminkan pencapaian China dalam membuka pasar keuangannya dan kepercayaan mereka terhadap prospek ekonomi negara itu.
Otoritas akan terus mengawasi skala dan struktur utang luar negeri China dan menjaganya dari risiko aliran modal lintas batas, di tengah tantangan pandemi global dan perkiraan pengetatan moneter oleh beberapa negara maju.
"Pertumbuhan utang luar negeri telah melambat, dan risiko pada umumnya dapat dikendalikan. [Hal ini karena] upaya terkoordinasi negara untuk mempromosikan pencegahan dan pengendalian epidemi," seperti dikutip dari pernyataan.