Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan mencapai kisaran 4,6 hingga 5,2 persen pada tahun depan.
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan tetap terjaga pada kisaran 4,7 hingga 5,3 persen pada 2023.
Perkiraan tersebut sejalan dengan perkiraan berbagai lembaga internasional, seperti International Monetary Fund (IMF), World Bank, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), dan Asian Development Bank (ADB) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 6 persen pada 2022.
Namun demikian, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan agar masyarakat tetap waspada mengingat ketidakpastian terkait dengan Covid-19 masih tinggi.
“Beberapa faktor tersebut antara lain adalah adanya mutasi varian baru virus Covid-19 serta dinamika perekonomian di negara-negara maju,” katanya melalui siaran pers yang dikutip Bisnis, Rabu (29/12/2021).
Sejalan dengan itu, LPS memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan dapat mencapai kisaran 5,1 hingga 8,9 persen pada 2022.
Baca Juga
Purbaya mengatakan, kinerja sektor perbankan pada tahun depan diperkirakan tetap terjaga seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi.
Di samping itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan akan mencapai kisaran 8,5 hingga 9,4 persen.
Adapun, Bank Indonesia memperkirakan kredit dapat tumbuh pada kisaran 6 hingga 8 persen dan DPK tumbuh pada kisaran 7 hingga 9 persen pada 2022.
“OJK juga optimis pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2022 akan lebih tinggi dari tahun 2021,” kata Purbaya.