Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Produksi Batu Bara 2022 Naik, Pengusaha Jangan Lupa Kewajiban DMO

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan kenaikan produksi batu bara berkisar antara 637-664 juta ton pada 2022. Dari jumlah tersebut diperkirakan kebutuhan untuk industri dalam negeri 190 juta ton.
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA — Head of Indonesian Mining & Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengingatkan agar kenaikan produksi batu bara tahun depan tidak mengganggu komitmen perusahaan tambang dalam memenuhi ketentuan domestic market obligation (DMO).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan kenaikan produksi batu bara berkisar antara 637-664 juta ton pada 2022. Dari jumlah tersebut diperkirakan kebutuhan untuk industri dalam negeri 190 juta ton.

Singgih menyebutkan bahwa rencana kementerian menaikan rencana produksi batu bara nasional masih pada angka rasional dalam peta prospek impor negara importir. Meski begitu, badan usaha diminta tidak melupakan kewajiban DMO.

"Namun terpenting, kenaikkan produksi harus diperkuat dengan komitmen perusahaan untuk memenuhi DMO agar kepentingan pengelolaan energi nasional tidak terganggu," katanya kepada Bisnis, Selasa (21/12/2021).

Lebih lanjut, dia menilai bahwa pengawasan produksi secara paralel harus dilengkapi dengan ketegasan. Kebijakan ini perlu untuk memastikan perlindungan pada lingkungan, komitmen DMO batu bara dan pengembangan pemberdayaan masyarakat (PPM) dapat berjalan optimal.

Sementara itu, dia menyebut peta impor batu bara global masih akan meningkat pada tahun depan. IMEF menyebutkan adanya kenaikan permintaan batu bara dari China, India, Asia Tenggara dan pasar besar lainnya sebesar 42 juta ton.

"Kalau target produksi tahun ini sebesar 625 juta ton, bisa jadi tercapai 615 juta ton. Dengan target produksi sebesar 637 ton - 664 ton berarti ada kenaikan 12 - 39 juta ton. Sehingga target kenaikan masih relatif ketemu dengan proyeksi demand," terangnya.

Meski begitu, dia menilai pengembangan produksi batu bara harus memperhatikan kebijakan China dan India pada 2025 - 2026. Kedua negara ini mulai serius dalam transisi energi seiring dengan upaya phase down PLTU dan arah impor batu baranya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper