Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Pembelian Manajer (PMI) Inggris Terjun di Tengah Ancaman Omicron

IHS Markit mengatakan produksi Inggris turun menjadi 53,2 bulan ini dari 57,6 pada November 2021.
Orang-orang mengantre di Westminster Bridge untuk menerima vaksin Covid-19 dan dosis booster) di pusat vaksinasi walk-in di Rumah Sakit Saint Thomas di London, Inggris, (14/12/2021)./Antara-Reuters
Orang-orang mengantre di Westminster Bridge untuk menerima vaksin Covid-19 dan dosis booster) di pusat vaksinasi walk-in di Rumah Sakit Saint Thomas di London, Inggris, (14/12/2021)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks manajer pembelian Inggris tercatat dalam tingkat paling lemah setelah lockdown 10 bulan lalu dan penyebaran strain baru yang meredupkan prospek.

IHS Markit mengatakan produksi Inggris turun menjadi 53,2 bulan ini dari 57,6 pada November, mencerminkan pelemahan pertumbuhan dari perkiraan dalam industri jasa termasuk hotel, restoran, dan bisnis yang berhubungan dengan perjalanan.

Temuan tersebut menambah bukti hambatan yang dihadapi Inggris seiring peralihan Bank of England (BOE) dari membangkitkan pertumbuhan atau melawan inflasi.

Markit mengatakan tekanan ke atas pada harga mereda pada bulan lalu karena masalah rantai pasokan mereda di manufaktur dan prospek untuk tahun depan tampak lebih suram.

"Laju pertumbuhan ekonomi tampaknya akan terus melemah hingga 2022," kata Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis Markit, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (16/12/2021), seperti dikutip Bloomberg.

"Ketidakpastian yang lebih besar adalah bagaimana kenaikan inflasi baik di dalam maupun luar negeri apakah dapat menyebabkan kelangkaan pasokan lebih lanjut."

Bank sentral diperkirakan akan menahan suku bunga. Pengumuman akan dilakukan pada pukul 12 malam di London pada Kamis. Sebagian besar investor mengantisipasi pengetatan pada awal tahun depan. Sementara itu, inflasi melonjak menjadi 5,1 persen pada bulan lalu, lebih dari dua kali lipat target BOE.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper