Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan fokus pemerintah pada pengembangan sumber energi dari surya, hidro, dan panas bumi. Sementara itu, energi dari laut masih menunggu pengembangan teknologi.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa potensi energi terbarukan di dalam negeri cukup melimpah, namun belum dioptimalkan.
Data Kementerian ESDM menyebutkan bahwa potensi energi surya paling tinggi mencapai 3.295 GW dengan pemanfaatan 194 MW. Selain itu, energi hidro telah dimanfaatkan 6.432 MW dari potensi 94 GW.
Selanjutnya, bioenergi memiliki potensi 57 GW dan telah dimanfaatkan 1.923 MW. Adapun Bayu memiliki potensi 155 GW, namun pemanfaatannya baru 154 MW.
Adapun, panas bumi telah dimanfaatkan 2.186 MW dari potensi 24 GW. Terakhir, energi laut atau samudra masih belum dimanfaatkan sama sekali. Padahal potensinya mencapai 60 GW.
“Kami memberi fokus secara khusus pemanfaatan tenaga surya, hidro, dan panas bumi,” katanya saat Bisnis Indonesia Business Challenges, Kamis (16/12/2021).
Baca Juga
Sebagai negara kepulauan, Dadan menyebutkan bahwa potensi energi dari laut tidak dapat dipandang sebelah mata. Pemanfaatan sumber energi laut cukup beragam, mulai dari energi pada gelombang, arus laut maupun perbedaan temperatur.
Dia menyebutkan bahwa pengembangan energi laut masih terkendala pada teknologi. Pasalnya, teknologi terhadap energi samudra masih dikembangkan di dunia.
Pemerintah menargetkan capaian karbon netral pada 2060 atau lebih cepat. Sebab itu, upaya transisi energi terus dikebut. Pun demikian, diakuinya bahwa karbon netral bukan berarti tidak ada lagi emisi karbon.
“Bukan artinya bahwa tidak ada emisi. Begitu ada emisi, harus ada sisi lain yang bisa menyerap emisi. Jadi satu sisi mengeluarkan emisi, di sisi lain ada yang menyerapnya,” terangnya.