Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Properti China Berlanjut, Developer Terkuat Rontok

Developer yang dianggap sebagai yang terkuat saat ini akhirnya tak mampu bertahan dan melanjutkan rontoknya saham-saham properti di bursa Hong Kong.
Bursa Efek Hong Kong./Reuters
Bursa Efek Hong Kong./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Saham properti China jatuh untuk hari ketiga, menuju level terendah sejak awal 2017, setelah kesepakatan antara dua unit Shimao Group Holdings meningkatkan kekhawatiran tata kelola perusahaan dalam industri yang sudah bergulat dengan krisis likuiditas.

Saham Shimao Group dan unit layanan propertinya termasuk di antara pelemahan terbesar di perdagangan di bursa Hong Kong pada Selasa (14/12/2021) karena indeks saham properti Bloomberg merosot 4,1 persen.

Akuisisi pihak terkait yang diumumkan oleh pengembang itu pada Senin (13/12/2021) malam "tidak hanya menyiratkan kondisi likuiditas yang ketat untuk Shimao, tetapi juga bendera merah tata kelola perusahaan", tulis analis JPMorgan Chase & Co saat mereka menurunkan peringkat kedua saham.

Ledakan optimisme pekan lalu bahwa yang terburuk mungkin akan berakhir untuk sektor properti China dengan cepat memudar, tulis Bloomberg.

Kerugian besar dalam saham dan obligasi Shimao Group sangat mengkhawatirkan, mengingat perusahaan itu sampai saat ini dianggap sebagai salah satu pemain terkuat di sektor ini dengan mampu menahan tekanan pendanaan yang menyebabkan gagal bayar oleh China Evergrande Group dan Kaisa Group Holdings.

Shimao menyalahkan aksi jual pada "rumor" yang tidak ditentukan, tetapi komentar publik perusahaan yang jarang tentang kesehatan keuangannya menambah spekulasi bahwa ia menghadapi tekanan likuiditas yang meningkat.

Pengumuman Senin bahwa unit layanan Shimao telah setuju untuk membeli unit lain Grup Shimao seharga 1,65 miliar yuan (Rp3,71 triliun) dianggap sebagai tanda oleh beberapa analis bahwa pengembang mengalihkan uang dari bagian bisnis yang lebih kuat ke bagian yang lebih lemah.

Penilaian kesepakatan itu lebih tinggi dari biasanya, menunjukkan Shimao Group "pada dasarnya mentransfer uang tunai dari manajer properti ke tingkat pengembang", tulis analis JPMorgan. Mereka mencatat investor ekuitas semakin khawatir tentang manajer properti publik yang digunakan sebagai "alat keuangan" oleh pengembang yang memiliki pemilik yang sama.

Perusahaan jasa properti termasuk Sunac Services Holdings dan Country Garden Services Holdings anjlok setidaknya 10 persen pada perdagangan Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper