Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku pelayaran (Main Line Operator/MLO) menilai dampak penyebaran Covid-19 varian omicron yang semakin meluas di sejumlah berpotensi menambah ketidakpastian dalam industri pelayaran pada 2022.
Managing Director MSC Indonesia Dhany Novianto menuturkan, realisasi kinerja MSC sampai dengan akhir tahun ini mengalami pertumbuhan yang baik. Meski demikian, kondisi yang cukup menantang masih dirasakan sektor pelayaran, karena mengalami kendala pengoperasian kapal, sehingga mengganggu rantai pasok secara global.
Menurutnya, kondisi menantang yang dialami oleh pelaku pelayaran pada tahun ini tak akan berbeda jauh dengan kondisi di tahun depan. Apalagi, saat ini penyebaran varian omicron semakin meluas di sejumlah negara.
“Kami merasa varian omicron tidak akan mempengaruhi outlook pelayaran pada 2022, tetapi mungkin akan menyebabkan terkendalanya operasional secara keseluruhan,” ujarnya, Selasa (14/12/2021).
Senada, Senior Director Maersk Indonesia menjelaskan, dampak varian omicron pada akhir tahun ini hingga awal tahun depan sangat bergantung terhadap ada atau tidaknya pengetatan hingga pembatasan antarnegara.
“Untuk saat ini pelaku logistik, termasuk di dalamnya pelayaran. Sejauh ini kami belum melihat dampaknya,” imbuhnya.
Baca Juga
Pakar Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November Saut Gurning menilai, pelaku mengharapkan adanya potensi pemulihan pergerakan yang lebih baik pada 2022, walau masih ada ketidakpastian. Varian omicron pun menambah kondisi ketidakpastian tersebut.
“Varian omicron kemungkinan mereduksi potensi bouncing back-nya. Untuk penutupan total, saya kira mungkin tidak. Kemungkinan cenderung ada pembatasan untuk pergerakan penumpang saja, karena sangat sensitif akibat pencegahan varian baru selain varian Delta,” terangnya.
Sejauh ini, pemerintah sendiri mengumumkan bahwa penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih terus dilakukan di Jawa-Bali menunjukkan tren yang masih cukup stabil.
Hal itu dapat terlihat dari kasus Covid-19 yang terus terjaga pada tingkat yang cukup rendah. Saat ini pula angka kasus konfirmasi masih terus dapat dijaga, dan penurunannya masih di angka 99 persen sejak puncak kasus pada bulan Juli lalu.
Selain itu juga dapat disampaikan bahwa kasus aktif dan jumlah rawat di Jawa-Bali terus mengalami penurunan.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyampaikan, informasi mengenai perkembangan varian omicron yang tersebar di seluruh dunia.
Data awal dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa omicron terindikasi menyebar jauh lebih cepat daripada jenis mutasi sebelumnya. Namun demikian, omicron terindikasi memiliki tingkat keparahan yang rendah, tercermin dari tingkat perawatan RS yang terkendali maupun tingkat kematian yang rendah.
Luhut menyebut, sampai dengan hari ini berdasarkan informasi yang diberikan oleh Kemenkes dari hasil genome sequencing yang terus dilakukan, tidak ditemukan adanya temuan kasus varian omicron di Indonesia.