Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

G7 Ancam Beri Sanksi kepada Rusia

Para menteri luar negeri G7 mengatakan mereka bersatu untuk mengutuk meningkatnya aktivitas militer Rusia dan retorika agresif terhadap Ukraina.
Presiden RI Joko Widodo (kiri) dan (kanan) Presiden Rusia Vladimir Putin/indonesia.mid.ru
Presiden RI Joko Widodo (kiri) dan (kanan) Presiden Rusia Vladimir Putin/indonesia.mid.ru

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri negara Group of Seven atau G7 mengancam penerbitan sanksi terhadap Rusia atas meningkatnya kegiatan militer di perbatasan Ukraina. Pada saat yang sama, Washington menekan Berlin untuk menghentikan proyek gas alam Nord Stream 2.

Dilansir Bloomberg pada Minggu (12/12/2021), para menteri luar negeri ini mengatakan mereka bersatu untuk mengutuk meningkatnya aktivitas militer Rusia dan retorika agresif terhadap Ukraina.

"Kami menyeru kepada Rusia untuk mengurangi eskalasi, memanfaatkan jalur diplomatik, dan mematuhi komitmen internasionalnya pada transparansi kegiatan militer,” kata para menteri dalam pernyataan setelah pertemuan di Liverpool, Inggris.

Sementara itu, Presiden Joe Biden tengah memperkuat tekanan diplomatiknya dan meningkatkan retorika, sebuah opsi untuk menekan Kremlin secara finansial, ekonomi dan militer. Kendati demikian, pernyataan G7 tidak menjelaskan secara jelas konsekuensi apa yang mungkin dihadapi Rusia.

Menurut sumber anonim pada pekan lalu, AS dan sekutu Eropa sedang mempertimbangkan sanksi yang menargetkan bank-bank terbesar Rusia untuk mengubah rubel menjadi dolar dan mata uang asing lainnya jika Presiden Vladimir Putin menyerang Ukraina.

Adapun, opsi paling mencolok adalah menghalangi akses Rusia terhadap sistem pembayaran internasional Swift. Namun, hal itu dikhawatirkan akan membahayakan transaksi warga sipil sehingga para pejabat lebih cenderung pada opsi mengubah rubel menjadi dolar, euro, atau pound sterling.

Sementara itu, pemerintahan baru Jerman yang terdiri dari Partai Hijau mendapat tekanan terkait dengan jalur pipa Nord Stream 2 yang terhubung dengan Rusia seiring dengan kabar rencana invasi terhadap Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz yang berasal dari Partai Sosial Demokrat juga belum mengulurkan tangannya.

Pada Sabtu, Biden telah memperingatkan Rusia tentang adanya sanksi ekonomi yang dapat menghancurkannya jika menyerang Ukraina. AS juga berencana menambah pasukan AS dan NATO ke perbatasan untuk membela sekutu.

Secara terpisah, Menteri Keuangan AS Janet Yellen melakukan pertemuan dengan sekutu Jerman pada Jumat untuk membahas langkah-langkah yang dapat membebankan biaya yang parah pada ekonomi Rusia.

Sebelumnya, Washington melaporkan bahwa Presiden Vladimir Putin akan melakukan invasi ke Ukraina pada tahun depan seiring dengan meningkatnya jumlah pasukan dan peralatan militer Rusia di dekat perbatasan. Namun, Putin menyangkal kabar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper