Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah resmi memulai Presidensi G20 Indonesia untuk jalur keuangan (finance track) yang diawali dengan pertemuan Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) pada Kamis (9/12/2021).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pertemuan awal ini berperan penting dalam memastikan keberlanjutan kepemimpinan G20 dalam mendukung pemulihan ekonomi global baik dalam jangka pendek maupun panjang, sejalan dengan tema ‘Recover Together, Recover Stronger’.
Perry mengatakan, pertemuan ini menteri keuangan troika yaitu Menteri Keuangan Italia Daniele Franco, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman.
"Kehadiraran tiga menteri keuangan tersebut menekankan pentingnya kerja sama multilateral atau internasional," kata Perry dalam keterangan resmi, Kamis (8/12/2021).
Dia menuturkan ada beberapa topik yang menjadi fokus pembahasan utama. Mengenai recover together, isu pertama yang dibahas adalah bagaimana mendorong distribusi vaksin yang merata mengingat ketimpangan ketersediaan vaksin yang terjadi di antara negara maju dan negara berkembang.
Aspek lainnya yang dibahas yaitu normalisasi atau exit policy dari kebijakan moneter dan fiskal. Saat ini, ekonomi negara maju mulai menunjukkan pemulihan dan siap melakukan normalisasi kebijakan, sementara negara berkembang masih berjuang untuk memulihkan ekonomi, belum sampai pada tahap normalisasi kebijakan.
“Sehingga sinkronisasi menjadi penting dan bagaimana negara berkembang bisa mengatasi dampak spillover dari normalisasi kebijakan negara maju,” ujar Perry.
Agenda selanjutnya, dibahas mengenai Recover Together: Policy Setting for Smooth Exit Strategy dan Recover Stronger: Addressing Scarring Effect to Secure Future Growth.
Pembahasan tersebut menghadirkan panelis dari International Monetary Fund (IMF), Financial Stability Board (FSB), World Health Organization (WHO), World Bank, Bank for International Settlement (BIS), dan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).
Perry mengatakan, isu yang penting dibahas dalam hal ini adalah bagaimana mendorong pemulihan dunia usaha dari dampak luka memar atau scarring effect akibat dari pandemi Covid-19.
“[Perekonomian] global tidak bisa pulih kalau dunia usaha tidak bisa diatasi, jadi perlu ada langkah bersama dr sektor riil, sektor bank. dan sektor keuangan,” jelasnya.
Sementara mengenai recover stronger, isu yang dibahas adalah isu fundamental untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, berkaitan dengan reformasi struktural, misalnya masalah produktivitas, SDM, digitalisasi di bidang ekonomi keuangan dan sistem pembayaran, serta isu perubahan iklim.
Lebih lanjut, Perry mengatakan agenda prioritas finance track dalam Presidensi G20 juga relevan dengan tugas BI di antaranya kerja sama internasional dalam normalisasi kebijakan moneter, penerapan regulasi di sektor keuangan yang harus memperhatikan kesiapan sektor keuangan, dan digitalisasi sistem pembayaran, termasuk Central Bank Digital Currency (CBDC).