Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) menyebut menurunnya harga batu bara acuan (HBA) pada November disebabkan kebijakan China beberapa bulan terakhir.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan HBA Desember 2021 sebesar US$159,79 per ton. Angka ini turun US$55,22 per ton dibandingkan dengan harga acuan November yakni US$215,01 per ton.
Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia mengatakan bahwa penurunan ini telah diperkirakan sebelumnya. Kondisi ini juga disebabkan intervensi China terhadap pertambangan batu bara di negara itu.
"Intervensi dari Pemerintah China berpengaruh terhadap turunnya harga," katanya kepada Bisnis, Rabu (8/12/2021).
Pemerintah China diketahui telah mengintervensi perusahaan tambang batu bara untuk meningkatkan produksi domestik.
Upaya itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi di negaranya. Bertambahnya pasokan batu bara di negara itu juga akhirnya berpengaruh pada menurunnya harga di pasar internasional.
Baca Juga
Selain itu, dia menyebutkan bahwa kenaikan harga baru bara sepanjang semester II/2021 disebut hanya anomali. Harga juga akan kembali turun bila kondisi dunia telah kembali stabil.
"Kenaikan harga hingga diatas US$200 per metrik ton itu kan anomali, sehingga turunnya pun juga bakal cepat. Apalagi sudah komitmen dari pemerintah China untuk menekan kenaikan harga."
Meski begitu, APBI tetap optimistis harga batu bara Januari 2022 akan berada di atas US$100 per metrik ton. "Sulit untuk memprediksi harga, tapi rasanya dikisaran di atas US$100 per metrik ton," terangnya.