Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Galon Sekali Pakai Kerek Kinerja Industri Daur Ulang

Di tengah kisruh ancaman terhadap bisnis galon isi ulang atau galon guna ulang (GGU), galon sekali pakai telah mendapatkan hati pelaku daur ulang plastik.
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. /Bisnis-Arief Hermawan P
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Daur Ulang Plastik (Adupi) menyatakan konsumsi galon sekali pakai menjadi salah satu faktor pertumbuhan volume produksi industri pada tahun ini.

Meski tak menyebut angka pasti kontribusinya terhadap produksi bahan daur ulang, Ketua Umum Adupi Christine Halim mengatakan kualitas kemasan galon sekali pakai berbahan PET cukup membantu volume pengumpulan.

"Kami terbantu dengan adanya galon sekali pakai yang terbuat dari PET. Kualitasnya bagus dan beratnya lumayan," kata Christine kepada Bisnis, Rabu (8/12/2021).

Namun, sejauh ini sebagian besar pasokan galon sekali pakai masih terbatas dari area Jabodetabek.

Di Indonesia, air minum dalam kemasan (AMDK) dengan galon sekali pakai baru diproduksi oleh PT Tirta Fresindo Jaya dengan merek Le Minerale yang mulai dipasarkan tengah tahun lalu. Perusahaan itu masuk dalam kelompok Mayoran Indah Group yang juga memproduksi Teh Pucuk Harum, Kopiko 78, hingga Q Guava.

Selain dengan Adupi, pengumpulan galon sekali pakai Le Minerale diketahui juga dikerjasamakan dengan Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI) dan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI).

Sementara itu, volume produksi bahan daur ulang plastik diproyeksikan tumbuh 10 persen hingga 20 persen pada tahun ini. Perbaikan permintaan yang dipicu tingginya harga bahan baku plastik, menjadi faktor pemicu pertumbuhan.

Namun, meski telah mengalami perbaikan, volume produksi belum dapat kembali ke angka sebelum pandemi.

"Belum 100 persen [volume produksi kembali], karena bahan bakunya sangat ketat suplainya," ujar Christine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper