Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia mulai memanfaatkan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA) untuk memasarkan kopi robusta ke Negeri Kanguru.
Lewat Indonesian Coffee Cupping yang digelar di Sydney, Australia, Indonesia memperkenalkan sejumlah varian kopi lokal yang belum banyak diminati konsumen setempat.
"Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan untuk petani kopi di Indonesia yang mengalami kesulitan akibat banyaknya kedai kopi di Indonesia yang sementara tutup akibat pandemi Covid- 19. Selain itu, sekaligus bertujuan membuka akses pasar ekspor Indonesia di pasar Australia melalui pemanfaatan IA-CEPA,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi melalui siaran pers, Senin (6/12/2021).
Didi menyampaikan Ditjen PEN sudah melakukan pengiriman sampel biji kopi dari seluruh Indonesia untuk dipromosikan melalui ITPC Sydney kepada importir dan roaster di Australia.
Kepala ITPC Sydney Ayu Siti Maryam menjelaskan Indonesian Coffee Cupping diselenggarakan karena pameran kopi terbesar di Australia, Melbourne International Coffee Expo (MICE), batal dilaksanakan tahun ini akibat pandemi Covid-19.
“Dengan pembatalan pameran ini, ITPC Sydney harus mencari cara baru untuk tetap mempromosikan produk Indonesia. Sehingga terciptalah mini pameran kopi Indonesia di kantor ITPC Sydney. Ke depan, harapannya akan makin banyak roaster dan barista Australia yang mengenal biji kopi Indonesia, terutama jenis robusta,” kata Ayu.
Baca Juga
Ayu mengatakan pemilik kedai kopi dan barista di Australia lebih sering memakai biji kopi arabica dibandingkan dengan robusta karena masyarakat Australia menyukai kopi yang tidak terlalu pahit. Tetapi, permintaan kopi robusta mulai memperlihatkan kenaikan.
"Masyarakat Australia lebih menyukai latte yang tidak terasa pahit dan lebih banyak susu. Namun, permintaan akan kopi robusta mengalami kenaikan sehingga mereka sedang mencari biji kopi robusta dari berbagai negara, salah satunya Indonesia,” jelas Ayu.
Dari 11 kopi yang disajikan, Ayu mengatakan jenis robusta yang paling disukai adalah biji kopi dari Jangsi dan Pagar Alam, Sumatra Selatan. Sebaliknya, untuk arabica adalah biji kopi Sidikalang, Sumatra Utara; dan Aceh.
Atase Perdagangan Canberra Agung Wicaksono menambahkan mengatakan hingga saat ini penjualan terbesar kopi Indonesia ke Australia adalah kopi arabica. Indonesia sendiri lebih banyak memproduksi biji kopi robusta dengan perkiraan produksi 9,3 juta kantong pada periode 2021/2022 menurut data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Sementara produksi kopi arabica hanya 1,28 juta kantong. “Untuk itu, kami mulai mencoba menjajaki kopi robusta kepada para pemilik kedai kopi dan barista Australia. Kami tidak menyangka antusiasmenya besar. Kami berharap, masyarakat Australia mulai teredukasi dengan varian kopi lain selain arabica,” kata Agung.
Pada periode Januari—September 2021, ekspor Indonesia ke Australia tercatat sebesar US$2,46 miliar atau naik 36,14 persen dibandingkan denfan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada 2020, ekspor Indonesia ke Australia tercatat sebesar US$2,50 miliar, atau meningkat 7,61 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$2,33 miliar.