Bisnis.com, JAKARTA – Industri alas kaki diproyeksi mencapai kinerja tertinggi dalam sejarah pada tahun ini seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie menggarisbawahi, kinerja ekspor yang dapat menembus angka US$5,2 miliar hingga US$5,4 miliar sepanjang 2021.
Sampai dengan September 2021, kinerja ekspor secara nilai tumbuh 25,5 persen. Firman memprediksi angka akumulasi sepanjang tahun ini tidak akan banyak berubah.
Hal itu juga didukung oleh perbaikan pasar dalam negeri, khususnya pascapelonggaran PPKM, sehingga industri alas kaki dapat mempertahankan utilisasi produksinya.
“Tahun ini naiknya akan luar biasa. Ekspektasi kami [untuk ekspor] pertumbuhannya 25 persen,” kata Firman kepada Bisnis, Minggu (5/12/2021).
Dari sisi produksi, Firman mengakui ada perubahan persentase kontribusi pasar domestik dan ekspor. Rata-rata produksi industri alas kaki berkisar 1,2 miliar pasang per tahun, di mana sebelum pandemi Covid-19 sekitar 800–900 juta pasang yang disalurkan ke pasar dalam negeri.
Baca Juga
Selama pandemic Covid-19, lanjutnya, serapan pasar dalam negeri turun menjadi sekitar 500 juta pasang. Namun, permintaan ekspor yang meningkat signifikan, dan dipengaruhi nilainya yang lebih tinggi, serta penurunan kinerja di dalam negeri dapat disubstitusi.
“Jadi kalau dari sisi kuantitas saat ini, 60 persen untuk produksi dalam negeri, dan 40 persen untuk ekspor,” ujarnya.
Sementara itu, Firman mengaku, belum menghitung proyeksi kinerja pada tahun depan, baik untuk ekspor maupun pasar domestik.
Akan tetapi, dilihat dari tren pergerakan ekonomi, masuknya investasi dari beberapa industri, dan penambahan kapasitas sejumlah pabrik, kinerja produksi akan tumbuh seiring dengan permintaan ekspor dan pasar dalam negeri.
“Kami belum bisa prediksi seperti apa, tetapi setidaknya kami yakin 2022 akan tetap tumbuh karena beberapa pabrikan sudah mulai tambah kapasitas,” ujarnya.