Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah situasi pandemic Covid-19, industri alas kaki dalam negeri masih mampu menarik investasi asing berkat sejumlah faktor pendukung.
Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menyatakan, salah satu daya tarik Indonesia adalah mampu memenuhi komitmen pesanan meski di tengah situasi pembatasan.
Hal itu dimungkinkan dengan penerapan kebijakan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) oleh Kementerian Perindustrian.
“Salah satu kunci utamanya adalah sustainability rantai pasok kita ke global. Ketika kita sedang ada gelombang kedua pandemic Covid-19, pasokan ke negara-negara lain tetap terjaga dengan standar protokol kesehatan yang diterapkan di pabrik-pabrik,” kata Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie kepada Bisnis, Minggu (14/11/2021).
Wakil Ketua Umum Aprisindo Budiarto Tjandra sebelumnya mengatakan bahwa ada beberapa pemain alas kaki global yang berniat memindahkan operasinya ke Indonesia karena penyetopan produksi di Vietnam.
Selain dilirik sebagai tujuan relokasi pabrik, industri alas kaki nasional juga telah menikmati limpahan pesanan dari Vietnam yang dilanda kendala produksi karena lockdown ketat.
Baca Juga
Tak hanya Vietnam, pesanan ke Myanmar juga mengalir ke Indonesia karena negara itu masih dalam situasi konflik politik.
“Hanya saja kami tidak bisa prediksi berapa banyak [limpahan pesanan itu],” ujarnya.
Pasalnya, bersamaan dengan limpahan pesanan dari sejumlah negara tersebut, pabrik-pabrik alas kaki di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur juga sedang membidik pertumbuhan kapasitas produksi pada tahun ini.
Hal itu telah tecermin dari nilai ekspor alas kaki pada September 2021 yang tumbuh di atas 20 persen.
Sepanjang tahun lalu, ekspor alas kaki tercatat sebesar US$4,8 miliar. Tahun ini total ekspor diharapkan mampu menembus US$5,1 miliar.
Momentum akhir tahun dan pembukaan kembali kegiatan belajar mengajar di dalam negeri pun diharapkan bisa memberikan sentimen positif bagi pertumbuhan industri pada tahun ini.