Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Domestik Jadi Tumpuan, APSyFI: Jangan Sampai Ada PPKM Gara-gara Omicron

Kendala logistik berkepanjangan akibat kelangkaan kontainer yang menyebabkan ongkos pengapalan melambung mendorong pasar dalam negeri jadi tumpuan pemulihan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri.
Pekerja menyelesaikan produksi celana di salah satu industri tekstil, Kopo, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/1/2021). -ANTARA
Pekerja menyelesaikan produksi celana di salah satu industri tekstil, Kopo, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (21/1/2021). -ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Kendala logistik berkepanjangan akibat kelangkaan kontainer yang menyebabkan ongkos pengapalan melambung mendorong pasar dalam negeri jadi tumpuan pemulihan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri.

Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) menyatakan bahwa permintaan pasar ekspor yang cukup besar masih terganjal kendala logistik.

Sekjen APSyFI Redma Gita Wirawasta mengatakan, momentum pemulihan yang didorong tumbuhnya pasar dalam negeri harus dijaga dari dampak penyebaran Covid-19 varian omicron.

“Kami masih bisa ekspor, tetapi untuk dinaikkan agak susah meskipun demand-nya besar. [Pasar] lokal yang menjadi tumpuan utama, jangan sampai kita kena PPKM gara-gara omicron,” kata Redma kepada Bisnis, Minggu (5/12/2021).

Sementara itu, kinerja ekspor dan utilisasi produksi sejauh ini belum terdampak penyebaran varian omicron di berbagai negara. Namun, penyebaran omicron di Amerika Serikat dan Uni Eropa patut diwaspadai, mengingat dua kawasan itu merupakan pasar utama ekspor tekstil Indonesia.

“Kalau omicron menyerang ke sana, dan ada restriksi-restriksi, itu yang kami khawatir,” ujarnya.

Di dalam negeri, kata dia, pihaknya mendukung penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 pada libur Natal dan Tahun Baru, khususnya untuk membendung masuknya varian omicron ke Indonesia.

Terlebih, meski sudah terjadi perbaikan, kondisi industri TPT secara umum masih terdampak pukulan pandemi yang menggerus modal kerja.

Dengan penerapan pembatasan dan strategi antisipasi yang tepat, diharapkan tidak terjadi gelombang pandemi selanjutnya di dalam negeri yang berimbas pada mandeknya perekonomian.

“Jangan sampai [pasar] lokalnya collapse. Kalau lokal collapse agak susah lagi [untuk tumbuh], kan masih berdarah-darah gara-gara kemarin, modal kerjanya juga seret,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper