Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat ekonomi digital menyayangkan Gedung Cyber I yang berisi fasilitas data center terbakar. Data center ke depan diharapkan dilengkapi fasilitas keamanan yang lebih canggih.
Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut para startup yang menggunakan Data Center di Gedung Cyber I tersebut mengalami kerugian yang cukup signifikan karena adanya kebakaran.
"Ajaib, IPOT, termasuk Shopee yang dari kemarin masih bermasalah. Perputaran uang terutama di investasi dan e-commerce sangat besar, itu pasti menjadi kerugian,"ujarnya, Jumat (3/12/2021).
Huda memperkirakan para startup tersebut mengalami kerugian ratusan miliar karena transaksi yang terhambat.
Menurut Huda sistem keamanan kebakaran memang masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Indonesia. Sistem pengamanan kebakaran pada gedung-gedung secara umum memang belum memadai.
Huda mengatakan seharusnya gedung Data Center memiliki sistem yang lebih canggih dalam mencegah kebakaran.
"Selain itu seharusnya data center terletak agak jauh dari pusat kota menghindari ancaman kebakaran dari pihak lain," ucapnya.
Sebelumnya data center di Gedung Cyber I turut terdampak akibat kebakaran yang melanda, Kamis (2/12/2021). Hingga saat ini pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut.
Kabar terakhir, polisi akan memeriksa sejumlah saksi terkait persitiwa kebakaran yang terjadi di Gedung Cyber 1. Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Ridwan mengatakan pihaknya enggan menduga-duga soal penyebab kebakaran dan masih akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. "Kita masih periksa dulu saksi-saksi, security, beberapa pegawai, itu dulu nanti bertahap," kata Ridwan saat dihubungi Bisnis, Jumat (3/12/2021).
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta menduga bahwa kebakaran di Gedung Cyber 1 disebabkan oleh arus pendek. "Dugaan sementara kebakaran disebabkan karena arus pendek (korsleting listrik)," tulis akun @humasjakfire.