Bisnis.com, JAKARTA – Proyek revamping kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama dinilai sulit untuk menarik calon mitra. Peliknya masalah di internal membuat proyek itu tidak menarik.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan dengan nilai proyek yang besar, skema kemitraan merupakan salah satu solusi untuk bisa mengatasi masalah pendanaan.
Namun, kondisi TPPI yang terganjal kasus korupsi dan lilitan hutang yang besar menimbulkan keraguan bagi para calon investor.
"Ada kekhawatiran dari calon investor terkait dengan kepastian hukum dari TPPI ini. Apalagi TPPI ini kan sahamnya dimiliki juga oleh Kementerian Keuangan," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (2/12/2021).
Adapun, pendanaan melalui pinjaman bisa menjadi salah satu opsi untuk merampungkan proyek dengan nilai investasi US$238 juta.
Menurut Mamit, Pertamina masih memiliki kemampuan untuk mendapatkan pendanaan melalui skema pinjaman.
"Saya kira [Pertamina] masih ada ruang untuk itu, meskipun ruang tersebut tidak terlalu besar," ungkapnya.
Sebelumnya, pembangunan proyek revamping kilang TPPI fase 2 masih terganjal dengan pendanaan yang masih belum didapatkan.
Sumber Bisnis mengatakan proyek revamping kilang TPPI sebetulnya telah melewati proses feasibility study (FS), tetapi proyek itu masih terganjal pada tahapan final investment decision (FID) karena belum adanya pendanaan dari sumber pinjaman.
Dalam revamping kilang itu, sumber Bisnis menyebut pendanaan yang digunakan bersumber dari hasil usaha TPPI, Pertamina dan sumber pendanaan dari pinjaman eksternal.
“Saat ini proyek itu masih menunggu pinjaman masuk yang akan digunakan untuk tahapan procurement dan construction,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (2/12/2021).