Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) menyebut volume transaksi di stasiun pengisian kendaraan listrik umum tercatat masih sangat rendah. Total daya yang dikonsumsi oleh masyarakat hanya baru mencapai 83.000 kilowatt hour (kWh).
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan, dari total 60 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) milik PLN, total transaksi yang tercatat sepanjang tahun ini hanya mencapai 5.000 transaksi dari total konsumsi sebesar 83.000 kWh.
“SPKLU kami sekitar 60, dan pemakaiannya hanya 83.000 kwh, transaksinya kurang lebih 5.000 dari Januari 2021. Kalau kita bandingkan data dari Gaikindo, kendaraan listrik di Indonesia sebanyak 657 dibagi dengan 5000, dalam satu bulan cuma sekitar 10 mobil,” ujarnya dalam webinar Kompas Talks Electrifying Lifestyle: Peduli Lingkungan melalui Investasi Mobil Listrik, Rabu (1/12/2021).
Bob mengatakan, tren masyarakat untuk mengisi daya kendaraan listrik di SPKLU memang akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan di rumah. Saat ini, terdapat 114 pelanggan PLN yang telah memasang pengisian kendaraan listrik di rumah dan mencatatkan transaksi yang lebih besar jika dibandingkan dengan di SPKLU.
Menurut Bob, tren tersebut tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat, di mana 85 persen pengguna kendaraan listrik mengisi daya baterainya di rumah.
Nantinya, konsumsi listrik di rumah untuk pengisian kendaraan listrik akan menjadi pasar potensial bagi serapan listrik PLN. Pasalnya, untuk mengisi daya baterai satu unit kendaraan listrik membutuhkan waktu 4 jam dengan daya sebesar 10 kWh.
Baca Juga
“40 kWh dikalikan dengan 1 juta [kendaraan listrik] itu 40 juta kWh kira-kira. Itu adalah berapa besar yang terserap. Artinya kami akan menyerap energi yang cukup banyak, dan itu energi lokal, semuanya diproduksi domestik,” jelasnya.