Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi komponen inti diperkirakan meningkat pada November 2021, sejalan dengan berlanjutnya pemulihan permintaan domestik.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan inflasi inti pada November 2021 akan mencapai 1,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Di samping permintaan domestik yang meningkat, Josua mengatakan peningkatan inflasi inti juga didorong oleh kenaikan harga emas, rokok kretek filter, dan gula.
“Inflasi inti diperkirakan sekitar 1,5 persen yoy, lebih tinggi dari kenaikan bulan sebelumnya 1,33 persen yoy,” katanya kepada Bisnis, Selasa (30/11/2021).
Secara keseluruhan, Josua memperkirakan inflasi pada November 2021 akan mencapai 0,29 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau 1,67 persen secara tahunan.
“Inflasi pada November didorong oleh peningkatan seluruh komponen inflasi, baik inflasi inti dan harga bergejolak,” jelasnya.
Baca Juga
Pada komponen bergejolak, menurutnya inflasi akan didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan, seperti beras 0,06 persen mtm, daging sapi 0,09 persen mtm, telur ayam 7,24 persen mtm, cabai merah 17,75 persen mtm, dan minyak goreng 9,01 persen mtm.
Sementara itu, inflasi komponen harga yang diatur pemerintah atau administered price cenderung meningkat terbatas. Kondisi ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif transportasi udara sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat.