Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Mirip Evergrande, Kaisa Group Hadapi Ancaman Gagal Bayar Bulan Depan

Kaisa mengajukan pertukaran obligasi senilai US$400 juta yang jatuh tempo pada 7 Desember dengan yang baru dengan jatuh tempo 18 bulan ke depan.
Nindya Aldila
Nindya Aldila - Bisnis.com 30 November 2021  |  18:18 WIB
Mirip Evergrande, Kaisa Group Hadapi Ancaman Gagal Bayar Bulan Depan
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China. - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Stabilitas obligasi dolar China kembali diuji pada pekan ini lantaran salah satu penerbit terbesarnya, Kaisa Group Holdings Ltd., baru saja mengajukan penukaran utang atau debt swap untuk menghindari default.

Dilansir Bloomberg pada Selasa (30/11/2021), Kaisa mengajukan pertukaran obligasi senilai US$400 juta yang jatuh tempo pada 7 Desember dengan yang baru dengan jatuh tempo 18 bulan ke depan.

Jika pengajuan tersebut ditolak, perusahaan telah mengatakan bahwa tidak akan bisa membayar kembali obligasi dan mempertimbangkan opsi melakukan restrukturisasi utang. Investor yang memegang lebih dari setengah obligasi tidak mau mendukung pengajuan tersebut, seperti dilaporkan media lokal Jiemian.

Perlu diketahui, Kaisa adalah penerbit obligasi terbesar ketiga di China dengan outstanding senilai US$11,6 miliar atau sekitar 5 persen dari total utang perusahaan pengembang dalam nilai mata uang.

Gagal bayar dapat memicu risiko penyebaran yang diikuti dengan beralihnya investor global ke obligasi properti luar negeri. Dalam data yang dikumpulkan Bloomberg, pengembang China harus membayar kembali sekitar US$2,1 miliar obligasi dolar pada Desember dan US$6,1 miliar pada Januari.

Para taipan perusahaan properti di China terpaksa harus merogoh kantongnya sendiri untuk memenuhi kewajiban pembayaran kupon obligasi.

Sebelumnya, Evergrande Group menjual sisa sahamnya di bisnis internet HengTen Networks Group Ltd., dengan kerugian 8,5 miliar dolar Hong Kong (US$1,1 miliar). Chairman Evergrande Group, Hui Ka Yan sudah menghimpun sekitar US$344 juta pada penjualan saham perusahaan minggu lalu.

Kaisa menjual proyek properti Hong Kong dengan harga sekitar 500 juta dolar Hong Kong (US$64,1 juta), lebih rendah harga beli yang dikeluarkan pada tahun lalu. Perusahaan sedang berencana untuk menjual 18 proyek di Shenzhen dengan nilai total US$12,8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

properti china ekonomi china Evergrande

Sumber : Bloomberg

Editor : Annisa Sulistyo Rini

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top