Bisnis.com, JAKARTA — Sekitar 32 perusahaan akan menggelontorkan investasi senilai Rp1,7 triliun dalam dua tahun ke depan pada sektor alat kesehatan di Indonesia. Dari jumlah tersebut 8 diantaranya merupakan pemain global.
Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Randy Teguh mengatakan berdasarkan koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, komitmen investasi yang telah terkonfirmasi senilai Rp1,1 triliun, sedangkan sisanya masih dalam pendataan.
"Dari 32 perusahaan itu, 8 merupakan perusahaan asing, dan ada satu yang sudah konfirmasi beli tanah di [Kawasan Industri Terpadu] Batang," kata Randy kepada Bisnis belum lama ini.
Meski belum dapat menyebutkan daftar nama pemain asing yang akan berinvestasi di industri alkes dalam negeri, Randy mengatakan nilanya cukup besar sekitar 40 persen dari total Rp1,7 triliun. Adapun 60 persen sisanya disumbang oleh penanaman modal dalam negeri dari 24 perusahaan.
"Ini baru batch pertama, kami dari Gakeslab akan segera melakukan pengumpulan data untuk batch-batch selanjutnya," lanjutnya.
Terpisah, Asisten Deputi Investasi Strategis Kemenko Marvesm Bimo Wijayanto mengatakan total luas lahan yang disiapkan pemerintah untuk investasi industri farmasi, obat-obatan, dan alat kesehatan yaitu 400 hektare yang terletak di Kawasan Industri Batang.
Progres perizinan dan penyediaan infrastruktur dasar masih berjalan. Sementara itu, yang masih dicarikan mekanisme investasi yaitu penyediaan infrastruktur dasar untuk industri bahan baku obat. Bimo mengatakan pihaknya tengah mengkaji penyediaan infrastruktur dasar untuk industri bahan baku obat di negara-negara seperti China, India, dan Korea Selatan.
"Kami sedang mendorong ada semacam KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha) khusus untuk menyediakan sharing facility untuk pengelolaan limbah," kata Bimo.