Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Infrastruktur Kerek Harga Properti di Jakarta Timur

Geliat properti di Jakarta Timur diprediksi akan semakin bergairah, seiring dengan masifnya pembangunan infrastruktur dan transportasi umum di kawasan itu.
Ilustrasi. Pemandangan salah satu klaster perumahan./istimewa
Ilustrasi. Pemandangan salah satu klaster perumahan./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Geliat properti di Jakarta Timur diprediksi akan semakin bergairah, seiring dengan masifnya pembangunan infrastruktur dan transportasi umum di kawasan itu.

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda berpendapat, pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi di Jakarta Timur (Jaktim) mulai menarik perhatian pengembang properti, investor, maupun masyarakat.

Infrastruktur yang dibangun di kawasan itu, antara lain Tol JORR, Tol Bekasi–Cawang–Kampung Melayu (Becakayu), Light Rail Transit (LRT), hingga KRL Commuter Line dan Trans-Jakarta.

“Dulu Jaktim ini image-nya daerah industri, sehingga kalangan menengah atas enggan masuk ke sini untuk tinggal. Memang infrastruktur di Jaktim ini agak telat dibangun, tapi dalam 5 tahun terakhir mereka sudah mulai bangun,” ujarnya dalam webinar, Rabu (24/11/2021) malam.

Hal itulah yang membuat harga maupun hunian masih tertahan dan bahkan nilainya kalah dibandingkan dengan wilayah DKI Jakarta lainnya.

Namun demikian, sejumlah infrastruktur yang dibangun pemerintah dalam 5 tahun terakhir di Jakarta Timur akan membuat nilai sektor properti di Jaktim akan meningkat

“Saat ini, bahkan 5 tahun terakhir itu sudah mulai momennya untuk Jaktim,” ujarnya.

Harga pasaran tanah di Jakarta Timur sejatinya masih di bawah pasaran harga Jakarta pada umumnya, sehingga investasi properti di wilayah tersebut akan sangat menjanjikan.

Berdasarkan data Indonesia Property Watch pada 2020, harga tanah rerata tertinggi diduduki Jakarta Pusat sekitar Rp60 juta per meter persegi, kemudian disusul tipis oleh Jakarta Selatan yang berada di kisaran Rp50 juta hingga Rp60 juta meter persegi.

Lalu Jakarta Barat di kisaran Rp25 juta hingga Rp30 juta per meter persegi, Jakarta Utara Rp20 juta hingga Rp25 juta per meter persegi, dan Jakarta Timur Rp20 juta per meter persegi.

Dalam 5 tahun terakhir, Jakarta Timur mengalami pertumbuhan harga tanah paling tinggi, mencapai 3,34 persen. Disusul Jakarta Utara 2,90 persen, Jakarta Barat 2,7 persen, Jakarta Pusat 2,32 persen, dan Jakarta Selatan 2,52.

“Kalau harga tanah mungkin belum tertinggi Jaktim, tapi Jaktim mulai ada peningkatan harga tanah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Nantinya akan berpotensi menjadi tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Jadi Jaktim akan mengalami sunrise property, sehingga investasi wilayah ini akan sangat menjanjikan,” katanya.

Terlebih, Jaktim merupakan bagian dari Jakarta sebagai ibu kota negara, sehingga nilainya akan terus meningkat.

Ali menambahkan, kehadiran hunian kelas menengah premium di Jakarta Timur, seperti Bukit Podomoro Jakarta yang dibangun oleh PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) akan menjadi magnet baru di Jakarta Timur.

“Untuk di Jakarta Timur, pengembang memang harus mengambil celah pasar yang belum ada, seperti sektor menengah atas yang belum terlayani. Memang belum ada satu kawasan yang nyaman untuk sektor kelas menengah atas. Artinya, dengan Bukit Podomoro Jakarta mengambil pasar itu kemungkinan bagus sekali,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper