Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berharap Jembatan Gantung Makammu II di Kabupaten Takalar dapat menggerakkan ekonomi dan menjadi objek wisata bagi masyarakat setempat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa keberadaan jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses masyarakat di perdesaan. Selain itu, jembatan gantung merupakan infrastruktur kerakyatan yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Selain menjadi penghubung antardesa, jembatan gantung juga berpotensi menggerakkan perekonomian lokal, seperti menjadi objek wisata bagi masyarakat sekitar.
“Jembatan gantung akan mempermudah masyarakat, terutama dalam beraktivitas menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau kecamatan, dan akses silaturahmi antarwarga,” katanya melalui keterangan resmi, Kamis (25/11/2021).
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan Muhammad Insal U. Maha mengatakan, terdapat tiga jembatan gantung yang dibangun Kementerian PUPR di Sulawesi Selatan pada tahun 2021. Ketiganya berada di Kabupaten Takalar, Kabupaten Soppeng, dan Kabupaten Wajo.
“Pembangunan jembatan gantung diprioritaskan pada lokasi yang terpencil. Jadi bagaimana di daerah tersebut apabila dibangun jembatan sangat bermanfaat untuk membantu mobilitas orang dan barang dalam aktivitas sehari-hari,” ujarnya.
Baca Juga
Dari ketiga jembatan gantung yang dibangun itu, satu jembatan telah selesai pada September 2021, yakni Jembatan Gantung Makammu II yang berada di Desa Bulukunyi, Kabupaten Takalar.
Jembatan tersebut dibangun sepanjang 60 meter untuk menghubungkan Desa Moncongkomba dengan Desa Su’rulangi dan Kelurahan Bulukunyi di Kecamatan Polombangkeng Selatan.
Sesuai peruntukannya, kata dia, jembatan gantung pejalan kaki itu hanya boleh dilintasi oleh warga yang berjalan kaki ataupun menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
Pembangunan jembatan tersebut diharapkan bisa memberikan manfaat bagi warga Kelurahan Bulukunyi dalam menjalankan aktivitas pertanian, seperti mempermudah akses dari dan menuju areal pertanian, sehingga memaksimalkan produksi pertanian dan mengurangi biaya produksi.
Jembatan Gantung Makammu II sendiri membentang di atas Sungai Bulukunyi dengan tipe rigid yang dilengkapi jalan pendekat sepanjang 365 meter dan lebar 4,5 meter.
Struktur jembatan berupa jembatan gantung baja, di mana kekuatannya mengandalkan sling hanger sebagai perkuatan di lantainya. Jembatan Gantung Makammu II dibangun menggunakan anggaran 2021 senilai Rp3,16 miliar.
“Jembatan ini memiliki umur hingga 10 tahun, namun jika masyarakat dapat merawat jembatan dengan baik, maka usianya bisa lebih panjang,” jelasnya.
Lurah Bulukunyi Nasaruddin Daud menyebut, Jembatan Gantung Makammu II akan menjadi akses utama masyarakat maupun petani di wilayahnya.
Menurut Nasaruddin, keberadaan jembatan tersebut akan membantu masyarakat mengangkut hasil perkebunan untuk dijual ke Pasar Bulukunyi yang berada tidak jauh dari lokasi jembatan.
“Sebelumnya masyarakat lewat dasaran sungai, tetapi kalau hujan air meluap, sehingga mereka harus memutar sekitar 10 kilometer untuk menuju pasar. Jadi saya sangat berterimakasih sudah dibangun jembatan ini bisa memudahkan masyarakat untuk menjual hasil buminya,” ucapnya.