Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Gandeng Kamar Dagang Swiss Tingkatkan SDM Industri

Kemenperin menggandeng Kamar Dagang Swiss untuk meningkatkan SDM sektor industri.
Ilustrasi. Seorang pekerja melakukan proses produksi minuman kemasan di pabrik daerah Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/4/2014). /Antara Foto-Wahyu Putro A.rn
Ilustrasi. Seorang pekerja melakukan proses produksi minuman kemasan di pabrik daerah Karawang, Jawa Barat, Rabu (16/4/2014). /Antara Foto-Wahyu Putro A.rn

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menggandeng Kamar Dagang Swiss-Indonesia (SwissCham Indonesia) dalam program transfer pengetahuan yang melibatkan tiga politeknik negeri. Program dalam kerja sama tersebut bertajuk keterampilan untuk daya saing atau skills for competitiveness (S4C).

S4C merupakan program konsorsium Pemerintah Swiss melalui Sekretariat Negara Swiss untuk Ekonomi (SECO) sebagai lembaga donornya, dengan Swisscontact sebagai pelaksana utamanya, dan bermitra dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Penandatanganan nota kesepakatan dilakukan antara lima perusahaan anggota SwissCham yaitu Buehler, Endress+Hauser, Givaudan, Indesso Primata, dan Sicpa Peruri Securink dengan tiga lembaga pendidikan, yakni Politeknik Negeri Jember, Politeknik Industri Logam Morowali, dan Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng.

Wakil Ketua SwissCham Indonesia Henry Chia melihat adanya peluang untuk membentuk sinergi antara sekolah vokasi sebagai penyedia siswa, perusahaan dengan teknologi dan sumber dayanya, serta istem pendidikan vokasi yang diadopsi dari berbagai institusi di Swiss. Hal itu dengan harapan membuka ruang kolaborasi efektif, memberi manfaat bagi semua pihak, serta mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.

"Di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat, kita tidak hanya perlu mencetak sejumlah besar tenaga kerja muda untuk mengisi lapangan pekerjaan di sektor industri, melainkan memastikan kualitas dari pelatihan tenaga kerja itu sendiri, mulai dari fungsi produksi hingga fungsi administrasi dan manajemen," kata Henry pada acara penandatanganan di Jakarta, Kamis (25/11/2021).

Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan, menambahkan masih ada kesenjangan yang cukup dalam antara kebutuhan industri dan ketersediaan SDM yang mumpuni. Kerja sama ini diharapkan dapat membantu menutup kesenjangan tersebut.

"Kami berusaha untuk mengejar itu dengan sistem link and match, pelatihan, kemudian juga penyiapan SDM melalui metode vokasi. Kebanyakan di layer-layer untuk operator dan agak tinggi lagi," kata Arus.

Sebelumnya, Program S4C lahir dari inisiasi pemerintah Indonesia yang membutuhkan dukungan dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia melalui sinergi antara sistem pendidikan dan industri lokal. Hal ini dilakukan untuk menjawab dua tantangan utama sektor industri, yaitu jumlah tenaga kerja yang melebihi ketersediaan lapangan kerja serta tingkat keterampilan umum tenaga kerja yang berada di bawah standar industri.

Secara garis besar, program ini bertujuan meningkatkan daya saing beberapa sektor industri terpilih di Indonesia, terutama pada lima institusi pendidikan vokasi, melalui kerjasama berkesinambungan dengan sektor swasta.

Dua pilar utama dalam program ini yaitu pengembangan sekolah dan penguatan sistem. Termasuk diantaranya penguatan kapasitas sekolah yang berfokus pada hubungan industrial, pengembangan teaching factories (TEFA) di beberapa politeknik, pengembangan pendekatan pengajaran berbasis pelatihan ganda, dan peningkatan serta penguatan kapasitas pengajaran.

Masih banyak kesempatan kolaborasi yang bisa digali dari perspektif sektor swasta. Termasuk diantaranya adalah program master trainer yang melatih para pelatih di tempat kerja, sebagai bagian dari program link and match serta pelatihan ganda yang melibatkan perusahaan serta institusi pelatihan yakni politeknik atau SMK.

"Melalui keterlibatan pelaku industri, kami dapat berbagi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan pendidikan vokasi dan mencetak tenaga kerja terampil siap kerja dan meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia," imbuh Henry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper